Assalamu alaikum guys,,,,
menurut dosen saya nih al masih dan nasrani itu berbeda, bedanya apa. ? yuk disimak
menurut dosen saya nih al masih dan nasrani itu berbeda, bedanya apa. ? yuk disimak
A.
ZAMAN AL MASIH
Sementara itu suatu hal yang benar-benar jelas, Isa Al Masih
sendiri telah mendapatkan tempat di hati dan pikiran Nabi Muhammad, saw.
Mengenai kedatangannya kembali Isa Al Masih ke dunia di akhir Zaman yang
merupakan pokok pembicaraan di Zaman nya Nabi Muhammad, saw., (seperti
halnya sekarang ini) kita menemukan bahwa Nabi Muhammad saw., sangat
rindu untuk bertemu Isa Al Masih, sebagaimana Hadis menyatakan:
Harapanku bila diberikan panjang usia adalah ingin bertemu
Isa Al Masih, tetapi bila kematian cepat menjemputku, tolong kepada orang yang
bisa bertemu dengannya menyampaikan salamku
Nabi Muhammad, saw., bukan saja rindu bertemu Isa Al
Masih, akan tetapi ia melihat bahwa persaudaraanya dengan Isa Al Masih harus
mendapat tempat yang utama. Meskipun semua nabi-nabi bersaudara, Nabi Muhammad,
saw., memilih Isa Al Masih sebagai saudara terdekat. Isa Al Masih
merupakan nabi yang mendapatkan tempat yang sangat baik dalam hati dan pikiran
Nabi Muhammad, saw. Baginya, persaudaraan dengan Isa Al Masih adalah
merupakan keutamaan. Dalam Hadis ditulis:
Nabi-nabi sama satu saudara meskipun dari ibu yang berbeda
dan agama mereka hanyalah satu. Dari semua umat akulah yang paling dekat dan
pantas menjadi saudara dari Isa Al Masih, anaknya Maryam, karena tidak ada nabi
di antara aku dan dia.
Dalam karangan berseri ini, para Sufi memandang Isa Al Masih
sebagai suri-teladan dalam hal kesucian dan cinta kasih. Dan yang sangat
dirindukan Nabi Muhammad, saw., adalah persaudaraannya yang perlu
diutamakan.
Dalam seri ini juga kita akan menggali cerminan Isa Al Masih
dari sudut pandang Hadis dan komentar Al-Qur’an serta tulisan-tulisan kaum
Sufi.
Mufassirin yang lain menggambarkan kedatangannya kembali Isa
Al Masih ke dunia merupakan tanda dan keadaan Zaman menjelang Kiamat; misalkan,
Jalalayn menyebut ‘Ia memberikan pengetahuan kepadamu tentang terjadinya
Kiamat. Kiamat ini dikenal lewat kedatangannya kembali.’ Zamakhshary dan
Baidawi mengatakan, ‘Ia adalah tanda atau petunjuk terjadinya Kiamat,
yakni, ia adalah penyebab atau syarat terjadinya itu.’
Dalam bagian pertama ini, dititikberatkan pada peran Isa Al
Masih sebelum Hari Kiamat, kita akan banyak menyimak kembali keadaan dunia
sebelum datangnya kembali Isa Al Masih ke dunia. Tetapi, bukan berarti
menghitung waktu sampai datangnya Hari Kiamat, tetapi untuk mengetahui sampai
di mana generasi Islam pertama menempatkan Isa Al Masih di dalam pikiran dan
lubuk hati mereka.
Shahihnya atau autentiknya Hadis tidak harus kita bahas;
cukuplah Hadis-hadis ini telah disyiarkan dan diakui oleh banyak orang yang
percaya dan beriman kepadanya, di mana tersirat sangat berarti. Tetapi, untuk
yang meragukan adanya si Dajjal dan peranan utama Isa Al Masih pada waktu Hari
Kiamat, boleh kita kutip pernyataan seorang ilmuwan yang terkenal: Al-Qadi Abu
Bakr Ibn Al’-Arabi (534h).
Hadis Muslim yang shahih dan hadis-hadis lainnya yang
menyebutkan si Dajjal merupakan bukti bagi para pengikut kebenaran tentang
adanya si Dajjal secara nyata di mana ia adalah orang yang oleh Allah diberi
kuasa bisa membuat hamba-hambanya menderita atau sengsara. Allah akan membuat
si Dajjal menampakkan beberapa kekuasaan yang bersifat Ilahi, seperti bisa membangkitkan
kembali orang yang ia bunuh, bisa memakmurkan dan menyuburkan dunia ini,
menampakkan Firdaus dan Neraka versi dia, dua sungai yang disertai kekayaan
bumi di balik dia, bisa memerintah langit menurunkan hujan dan bumi menumbuhkan
benih-benih dengan suburnya....Inilah yang dipercayai oleh Muslimin ortodoks
(’Ahl ’As-sunah wa'al Jamaah) dan semua penyi’ar Hadis dan ahli hukum Islam
ahli fikih (fuqaha‘).
Atas
kedatangan Isa Al Masih, ia juga mengatakan:
Kedatangan Isa Al Masih, saw., dan kemampuannya
membunuh atau melenyapkan si Dajjal adalah benar dan ini ditegaskan secara
resmi oleh kaum Sunnah dalam Hadis yang shahih. Tidak bisa diingkari
kebenarannya baik secara logika maupun apa yang telah tersirat dalam firman
atau kitab suci. Jadi, harus ditegakkan dan dijunjung tinggi.
kesaksian ini kita
akan melihat lebih dekat lagi pada apa yang mereka ungkapkan tentang
kepercayaan kaum Muslimin pada awalnya tentang kedatangannya kembali Isa Al
Masih ke dunia.
B.
ZAMAN NASRANI
Agama Nasrani ialah
agama yang dikembangkan oleh Jesus dari Nazaret yang kita namai Nabi Isa. Kita
juga sebut agama Kristen ialah agama Kristus. Menurut Encyclopedia
Britannica maka Christ itu artinya Mahdi yang dimaksudkan oleh pujaan
(prophecy)-nya Yahudi atau raja atas kemauan Tuhan. Menurut Der Chrosse
Brockhauss, itu artinya penebus dosa manusia, penjelmaan Tuhan sendiri (die
offenbarung Grottes). Susah sekali kalau tidak mustahil memberi definisinya
agama Nasrani kalau tidak mesti dicari pada bermacam-macam mazhabnya (sects);
buat Orthodox Kristen (kolot), tulisan dan lisan kitab Injil diambil bulat
mentah begitu saja. Satu pusat atau kata saja disangsikan maka sarinya sama
dengan menyangsikan seluruh kitab Injil dan seterusnya sama dengan menyangsikan
esanya Tuhan. Jadi kata ayat dan pasal yang menyatakan bahwa Nabi Isa itu
anaknya Tuhan, bisa menyembuhkan semua penyakit dan menghidupkan yang mati,
bisa terbang dan berjalan di atas air, hidup kembali sesudah mati berjumpa
dengan pengikutnya, semuanya ini buat Kristen Orthodox bukan kiasan melainkan
bukti bulat mentah.
Jadi
pemandangan yang memperhubungkan Nabi Isa dengan masyarakat Yahudi,
memperhubungkan agamanya dan pahamnya Nabi Isa dengan agama dan ciptaan atau
idaman Yahudi, pemandangan yang mengaku bisa adanya pengaruh pada dan perubahan
dalam agama Kristen itu mesti ditolak mentah-mentah pula. Nabi Isa menurut
mereka ialah anak Tuhan, yang dikirimkan-Nya ke dunia fana ini, sebagai janjinya
pada Bani Israel, buat menebus dosa manusia. Sifat dan kodratnya Nabi Isa
menurut paham ini tentulah sifat dan kodratnya Tuhan. Di sini kegaiban Isa
dipulangkan pada ke-Tuhanan dan sebaliknya kegaiban Tuhan itulah yang
dijelmakan oleh kegaiban Isa. Kristen semacam ini terdiri dari Kristen Timur
(Rusia) dan Katolik Roma, pendeknya dari sebagian besar dari pengikut agama
Nasrani akan bersoal jawab dengan Kristen semacam ini, yang juga besar
pengaruhnya di Indonesia tentulah pengikut saudara kita di Toba Batak atau di
Borneo Dayak ataupun di Papua yang mengikuti agama Nasrani itu. Juga pertama
tiada mengutamakan akal logika, Dialektika atau bukti. Di tengah masyarakat
Islam tuan Pendeta, walaupun dibelakangnya ada meriam dan tank dan di atas
kepalanya ada payung pelindung ialah garuda “Imperialisme”, tiada bisa
mengembangkan sayapnya atau kukunya. Lebih dari 1300 tahun Muhammad S.A.W sudah
menyanggah ke-Tuhanan Isa; dengan begitu ia sanggah ke-Esaan Tuhan.
Bertentangan dengan Kristen kolot pada masyarakat Borjuis Barat juga pada pihak
kanan sekali kita dapati di zaman ini ahli filsafat Friederich Nietsche. Ahli
filsafat ini bulat mentah tolak semua barang dan perkara yang berhubungan
dengan Nabi Isa itu. Dianggap seperti satu kelemahan manusia, tetapi bisa menarik
dan menjerumuskan. Di Barat Nietsche seperti anti Kristus. Kaum Nazi menganggap
Kristus dan agamanya seperti ciptaan dan impian yudentum.
Materialis
dan atheis walaupun timbul pada masyarakat Barat yang umumnya masyarakat
Nasrani juga tentulah sudah di luar batas agama Kristen sama sekali. Hal ini
tak perlu lagi diuraikan lebih panjang. Di antara Kristen-orthodox bulat mentah
dengan Nietsche Nazi anti Kristus itu tentulah berlusin-lusin pula paham yang
melayang. Tiadalah perlu diladeni satu persatu. Cukuplah kalau kita kemukakan,
bahwa di sini berlaku juga undang perbedaan bilangan, akhirnya berubah menjadi
perubahan sifat. Kita mulanya dengan begitu sampai ke tingkat dimana ia itu
tidak, A = Non-A, akhirnya kita sampai ke tingkat pembatalan kebatalan.
Demikianlah
perubahan teknik pada masyarakat Barat sedikit demi sedikit melalui tiga
tingkat undang Dialektika itu, dari zaman Eropa sebelum Isa, sampai ke
Feodalismenya zaman tengah (476-1492); dari zaman Feodalisme sampai ke zaman
Kapitalisme. Zaman kapitalisme itu berlaku (dari abad 15-16 sampai sekarang di
Eropa Barat, kecuali Rusia) perubahan teknik ekonomi pada masyarakat Barat
mengubah susunan sosial politiknya, dan susunan kelas baru menimbulkan jiwa (psychology)
menurut filsafat dan politik baru pula.
Filsafat dan
politik baru dari kelas baru itu, yakni kelas borjuis sebelum Revolusi Perancis
(1789) dan kelas proletar itu menentang, merombak dan membinasa cerai-beraikan
paham Kristen dan politiknya pendeta dan agama Kristen (1789). Sesudah tahun 1789
kaum borjuis yang menang itu memakai Pendeta dan agama Kristen sebagai sayap
kanan politiknya buat menolak semua tantangan proletar. Pertama agama jatuh ke
tangan Katolik atau Protestan. Terutama Mazhab Katolik amat rapi organisasinya
tentang agama. Tetapi perkara ekonomi, politik, dan sains (science) boleh
dikatakan jatuh ke tangan Protestan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar