Pernah dengar konflik antara israel dan palestina ngak. . ?
tentunya konflik itu udah ngak asing dong d telinga kawan-kawan. tapi sebagian dari kawan-kawan pasti ada yang belum tahu sejarah atau asal permulaan konflik tersebut,
Nah pada kesempatan ini, ria bakalan paparin dikit sejarah dari konflik antara palestina dan israel.
semoga bermanfaat bagi kalian guys, selamat menyimak. . .
1
2000 SM – 1500 SM
Istri Nabi Ibrahim A.s., Siti Hajar mempunyai anak Nabi Ismail A.s. (bapaknya bangsa Arab) dan Siti Sarah mempunyai anak Nabi Ishak A.s. yang kemudian mempunyai anak Nabi Ya’qub A.s. alias Israel (Israil, Qur’an). Anak keturunannya disebut Bani Israel sebanyak 7 (tujuh) orang. Salah satunya bernama Nabi Yusuf A.s. yang ketika kecil dibuang oleh saudara-saudaranya yang dengki kepadanya. Nasibnya yang baik membawanya ke tanah Mesir dan kemudian dia menjadi bendahara kerajaan Mesir. Ketika masa paceklik, Nabi Ya’qub A.s. beserta saudara-saudara Yusuf bermigrasi ke Mesir. Populasi anak keturunan Israel (Nabi Ya’qub A.s.) membesar.
1550 SM – 1200 SM
Politik di Mesir berubah. Bangsa Israel dianggap sebagai masalah bagi negara Mesir. Banyak dari bangsa Israel yang lebih pintar dari orang asli Mesir dan menguasai perekonomian. Oleh pemerintah Firaun bangsa Israel diturunkan statusnya menjadi budak.
1200 SM – 1100 SM
Nabi Musa A.s. memimpin bangsa Israel meninggalkan Mesir, mengembara di gurun Sinai menuju tanah yang dijanjikan, asalkan mereka taat kepada Allah Swt – dikenal dengan cerita Nabi Musa A.s. membelah laut ketika bersama dengan bangsa Israel dikejar-kejar oleh tentara Mesir menyeberangi Laut Merah. Namun saat mereka diperintah untuk memasuki tanah Filistin (Palestina), mereka membandel dan berkata: “Hai, Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi ada orang yang gagah perkasa di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Rabbmu (Tuhanmu), dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.” (QS 5:24)
Akibatnya mereka dikutuk oleh Allah Swt dan hanya berputar-putar saja di sekitar Palestina. Belakangan agama yang dibawa Nabi Musa A.s. disebut Yahudi – menurut salah satu marga dari bangsa Israel yang paling banyak keturunannya, yakni Yehuda, dan akhirnya bangsa Israil – tanpa memandang warga negara atau tanah airnya – disebut juga orang-orang Yahudi.
1000 SM – 922 SM
Nabi Daud A.s. (anak Nabi Musa A.s.) mengalahkan Goliath (Jalut, Qur’an) dari Filistin. Palestina berhasil direbut dan Daud dijadikan raja. Wilayah kerajaannya membentang dari tepi sungai Nil hingga sungai Efrat di Iraq. Sekarang ini Yahudi tetap memimpikan kembali kebesaran Israel Raya seperti yang dipimpin raja Daud. Bendera Israel adalah dua garis biru (sungai Nil dan Eufrat) dan Bintang Daud. Kepemimpinan Daud A.s. diteruskan oleh anaknya Nabi Sulaiman A.s. dan Masjidil Aqsa pun dibangun.
922 SM – 800 SM
Sepeninggal Sulaiman A.s., Israel dilanda perang saudara yang berlarut-larut, hingga akhirnya kerajaan itu terbelah menjadi dua, yakni bagian Utara bernama Israel beribukota Samaria dan Selatan bernama Yehuda beribukota Yerusalem.
800 SM – 600 SM
Karena kerajaan Israel sudah terlalu durhaka kepada Allah Swt maka kerajaan tersebut dihancurkan oleh Allah Swt melalui penyerangan kerajaan Asyiria.
“Sesungguhnya Kami telah mengambil kembali perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak diingini hawa nafsu mereka, maka sebagian rasul-rasul itu mereka dustakan atau mereka bunuh.” (QS 5:70)
Hal ini juga bisa dibaca di Injil (Bible) pada Kitab Raja-raja ke-1 14:15 dan Kitab Raja-raja ke-2 17:18.
600 SM – 500 SM
Kerajaan Yehuda dihancurkan lewat tangan Nebukadnezar dari Babylonia. Dalam Injil Kitab Raja-raja ke-2 23:27 dinyatakan bahwa mereka tidak mempunyai hak lagi atas Yerusalem. Mereka diusir dari Yerusalem dan dipenjara di Babylonia.
500 SM – 400 SM
Cyrus Persia meruntuhkan Babylonia dan mengijinkan bangsa Israel kembali ke Yerusalem.
330 SM – 322 SM
Israel diduduki Alexander Agung dari Macedonia (Yunani). Ia melakukan hellenisasi terhadap bangsa-bangsa taklukannya. Bahasa Yunani menjadi bahasa resmi Israel, sehingga nantinya Injil pun ditulis dalam bahasa Yunani dan bukan dalam bahasa Ibrani.
300 SM – 190 SM
Yunani dikalahkan Romawi. Maka Palestina pun dikuasai imperium Romawi.
1 – 100 M
Nabi Isa A.s. / Yesus lahir, kemudian menjadi pemimpin gerakan melawan penguasa Romawi. Namun selain dianggap subversi oleh penguasa Romawi (dengan ancaman hukuman tertinggi yakni dihukum mati di kayu salib), ajaran Yesus sendiri ditolak oleh para Rabbi Yahudi. Namun setelah Isa tiada, bangsa Yahudi memberontak terhadap Romawi.
100 – 300
Pemberontakan berulang. Akibatnya Palestina dihancurkan dan dijadikan area bebas Yahudi. Mereka dideportasi keluar Palestina dan terdiaspora ke segala penjuru imperium Romawi. Namun demikian tetap ada sejumlah kecil pemeluk Yahudi yang tetap bertahan di Palestina. Dengan masuknya Islam kemudian, serta dipakainya bahasa Arab di dalam kehidupan sehari-hari, mereka lambat laun terarabisasi atau bahkan masuk Islam.
313
Pusat kerajaan Romawi dipindah ke Konstantinopel dan agama Kristen dijadikan agama negara.
500 – 600
Nabi Muhammad Saw lahir di tahun 571 M. Bangsa Yahudi merembes ke semenanjung Arabia (di antaranya di Khaibar dan sekitar Madinah), kemudian berimigrasi dalam jumlah besar ke daerah tersebut ketika terjadi perang antara Romawi dengan Persia.
621
Nabi Muhammad Saw melakukan perjalanan ruhani Isra’ dari masjidil Haram di Makkah ke masjidil Aqsa di Palestina dilanjutkan perjalana Mi’raj ke Sidrathul Muntaha (langit lapis ke-7). Rasulullah menetapkan Yerusalem sebagai kota suci ke-3 ummat Islam, dimana sholat di masjidil Aqsa dinilai 500 kali dibanding sholat di masjid lain selain masjidil Haram di Makkah dan masjid Nabawi di Madinah. Masjidil Aqsa juga menjadi kiblat umat Islam sebelum dipindah arahnya ke Ka’bah di masjidil Haram, Makkah.
622
Hijrah Nabi Muhammad Saw ke Madinah dan pendirian negara Islam – yang selanjutnya disebut khilafah. Nabi mengadakan perjanjian dengan bangsa Yahudi yang menjadi penduduk Madinah dan sekitarnya, yang dikenal dengan “Piagam Madinah”.
626
Pengkhianatan Yahudi dalam perang Ahzab (perang parit) dan berarti melanggar Perjanjian Madinah. Sesuai dengan aturan di dalam kitab Taurat mereka sendiri, mereka harus menerima hukuman dibunuh atau diusir.
638
Di bawah pemerintahan Khalifah Umar Ibnu Khattab ra. Seluruh Palestina dimerdekakan dari penjajah Romawi. Seterusnya seluruh penduduk Palestina, Muslim maupun Non Muslim, hidup aman di bawah pemerintahan khilafah. Kebebasan beragama dijamin sepenuhnya.
700 – 1000
Wilayah Islam meluas dari Asia Tengah, Afrika hingga Spanyol. Di dalamnya, bangsa Yahudi mendapat peluang ekonomi dan intelektual yang sama. Ada beberapa ilmuwan terkenal di dunia Islam yang sesungguhnya adalah orang Yahudi.
1076
Yerusalem dikepung oleh tentara salib dari Eropa. Karena pengkhianatan kaum munafik (sekte Drusiah yang mengaku Islam tetapi ajarannya sesat), pada tahun 1099 M tentara salib berhasil menguasai Yerusalem dan mengangkat seorang raja Kristen. Penjajahan ini berlangsung hingga 1187 M sampai Salahuddin Al-Ayyubi membebaskannya dan setelah itu ummat Islam yang terlena sufisme yang sesat bisa dibangkitkan kembali.
1453
Setelah melalui proses reunifikasi dan revitalisasi wilayah-wilayah khilafah yang tercerai berai setelah hancurnya Baghdad oleh tentara Mongol (1258 M), khilafah Utsmaniah dibawah Muhammad Fatih menaklukan Konstatinopel, dan mewujudkan nubuwwah Rasulullah.
1492
Andalusia sepenuhnya jatuh ke tangan Kristen Spanyol (reconquista). Karena cemas suatu saat umat Islam bisa bangkit lagi, maka terjadi pembunuhan, pengusiran dan pengkristenan massal. Hal ini tidak cuma diarahkan pada Muslim namun juga pada Yahudi. Mereka lari ke wilayah khilafah Utsmaniyah, diantaranya ke Bosnia. Pada 1992 Raja Juan Carlos dari Spanyol secara resmi meminta maaf kepada pemerintah Israel atas holocaust (pemusnahan etnis) 500 tahun sebelumnya. (Tapi tidak permintaan maaf kepada umat Islam).
1500 – 1700
Kebangkitan pemikiran di Eropa, munculnya sekularisme (pemisahan agama / gereja dengan negara), nasionalisme dan kapitalisme. Mulainya kemajuan teknologi moderen di Eropa. Abad penjelajahan samudera dimulai. Mereka mencari jalur perdagangan alternatif ke India dan Cina, tanpa melalui daerah-daerah Islam. Tapi akhirnya mereka didorong oleh semangat kolonialisme dan imperialisme, yakni Gold, Glory dan Gospel. Gold berarti mencari kekayaan di tanah jajahan, Glory artinya mencari kemasyuran di atas bangsa lain dan Gospel (Injil) artinya menyebarkan agama Kristen ke penjuru dunia.
1529
Tentara khilafah berusaha menghentikan arus kolonialisme/imperialisme serta membalas reconquista langsung ke jantung Eropa dengan mengepung Wina, namun gagal. Tahun 1683 M kepungan diulang, dan gagal lagi. Kegagalan ini terutama karena tentara Islam terlalu yakin pada jumlah dan perlengkapannya.
“… yaitu ketika kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dan bercerai-berai.” (QS 9:25).
1798
Napoleon berpendapat bahwa bangsa Yahudi bisa diperalat bagi tujuan-tujuan Perancis di Timur Tengah. Wilayah itu secara resmi masih di bawah Khilafah.
1831
Untuk mendukung strategi “devide et impera” Perancis mendukung gerakan nasionalisme Arab, yakni Muhammad Ali di Mesir dan Pasya Basyir di Libanon. Khilafah mulai lemah dirongrong oleh semangat nasionalisme yang menular begitu cepat di tanah Arab.
1835
Sekelompok Yahudi membeli tanah di Palestina, dan lalu mendirikan sekolah Yahudi pertama di sana. Sponsornya adalah milyuder Yahudi di Inggris, Sir Moshe Monteveury, anggota Free Masonry. Ini adalah pertama kalinya sekolah berkurikulum asing di wilayah Khilafah.
1838
Inggris membuka konsulat di Yerusalem yang merupakan perwakilan Eropa pertama di Palestina.
1849
Kampanye mendorong imigrasi orang Yahudi ke Palestina. Pada masa itu jumlah Yahudi di Palestina baru sekitar 12.000 orang. Pada tahun 1948 jumlahnya menjadi 716.700 dan pada tahun 1964 sudah hampir 3 juta orang.
1882
Imigrasi besar-besaran orang Yahudi ke Palestina yang berselubung agama, simpati dan kemanusiaan bagi penderitaan Yahudi di Eropa saat itu.
1891
Para penduduk Palestina mengirim petisi ke Khalifah, menuntut dilarangnya imigrasi besar-besaran ras Yahudi ke Palestina. Sayang saat itu khilafah sudah “sakit-sakitan” (dijuluki “the sick man at Bosporus). Dekadensi pemikiran meluas, walau Sultan Abdul Hamid sempat membuat terobosan dengan memodernisir infrastruktur, termasuk memasang jalur kereta api dari Damaskus ke Madinah via Palestina! Sayang, sebelum selesai, Sultan Abdul Hamid dipecat oleh Syaikhul Islam (Hakim Agung) yang telah dipegaruhi oleh Inggris. Perang Dunia I meletus, dan jalur kereta tersebut dihancurkan.
1897
Theodore Herzl menggelar kongres Zionis sedunia di Basel Swiss. Peserta Kongres I Zionis mengeluarkan resolusi, bahwa umat Yahudi tidaklah sekedar umat beragama, namun adalah bangsa dengan tekad bulat untuk hidup secara berbangsa dan bernegara. Dalam resolusi itu, kaum zionis menuntut tanah air bagi umat Yahudi – walaupun secara rahasia – pada “tanah yang bersejarah bagi mereka”. Sebelumnya Inggris hampir menjanjikan tanah protektorat Uganda atau di Amerika Latin ! Di kongres itu, Herzl menyebut, Zionisme adalah jawaban bagi “diskriminasi dan penindasan” atas umat Yahudi yang telah berlangsung ratusan tahun. Pergerakan ini mengenang kembali bahwa nasib umat Yahudi hanya bisa diselesaikan di tangan umat Yahudi sendiri. Di depan kongres, Herzl berkata, “Dalam 50 tahun akan ada negara Yahudi !” Apa yang direncanakan Herzl menjadi kenyataan pada tahun 1948.
1916
Perjanjian rahasia Sykes – Picot oleh sekutu (Inggris, Perancis, Rusia) dibuat saat meletusnya Perang Dunia (PD) I, untuk mencengkeram wilayah-wilayah Arab dan Khalifah Utsmaniyah dan membagi-bagi di antara mereka. PD I berakhir dengan kemenangan sekutu, Inggris mendapat kontrol atas Palestina. Di PD I ini, Yahudi Jerman berkomplot dengan Sekutu untuk tujuan mereka sendiri (memiliki pengaruh atau kekuasaan yang lebih besar).
1917
Menlu Inggris keturunan Yahudi, Arthur James Balfour, dalam deklarasi Balfour memberitahu pemimpin Zionis Inggris, Lord Rothschild, bahwa Inggris akan memperkokoh pemukiman Yahudi di Palestina dalam membantu pembentukan tanah air Yahudi. Lima tahun kemudian Liga Bangsa-bangsa (cikal bakal PBB) memberi mandat kepada Inggris untuk menguasai Palestina.
1938
Nazi Jerman menganggap bahwa pengkhianatan Yahudi Jerman adalah biang keladi kekalahan mereka pada PD I yang telah menghancurkan ekonomi Jerman. Maka mereka perlu “penyelesaian terakhir” (endivsung). Ratusan ribu keturunan Yahudi dikirim ke kamp konsentrasi atau lari ke luar negeri (terutama ke AS). Sebenarnya ada etnis lain serta kaum intelektual yang berbeda politik dengan Nazi yang bernasib sama, namun setelah PD II Yahudi lebih berhasil menjual ceritanya karena menguasai banyak surat kabar atau kantor-kantor berita di dunia.
1944
Partai buruh Inggris yang sedang berkuasa secara terbuka memaparkan politik “membiarkan orang-orang Yahudi terus masuk ke Palestina, jika mereka ingin jadi mayoritas. Masuknya mereka akan mendorong keluarnya pribumi Arab dari sana.” Kondisi Palestina pun memanas.
1947
PBB merekomendasikan pemecahan Palestina menjadi dua negara: Arab dan Israel.
1948, 14 Mei.
Sehari sebelum habisnya perwalian Inggris di Palestina, para pemukim Yahudi memproklamirkan kemerdekaan negara Israel. Mereka melakukan agresi bersenjata terhadap rakyat Palestina yang masih lemah, hingga jutaan dari mereka terpaksa mengungsi ke Libanon, Yordania, Syria, Mesir dan lain-lain. Palestina Refugees menjadi tema dunia. Namun mereka menolak eksistensi Palestina dan menganggap mereka telah memajukan areal yang semula kosong dan terbelakang. Timbullah perang antara Israel dan negara-negara Arab tetangganya. Namun karena para pemimpin Arab sebenarnya ada di bawah pengaruh Inggris – lihat Imperialisme Perancis dan Inggris di tanah Arab sejak tahun 1798 – maka Israel mudah merebut daerah Arab Palestina yang telah ditetapkan PBB.
1948, 2 Desember
Protes keras Liga Arab atas tindakan AS dan sekutunya berupa dorongan dan fasilitas yang mereka berikan bagi imigrasi zionis ke Palestina. Pada waktu itu, Ikhwanul Muslimin (IM) di bawah Hasan Al-Banna mengirim 10.000 mujahidin untuk berjihad melawan Israel. Usaha ini kandas bukan karena mereka dikalahkan Israel, namun karena Raja Farouk yang korup dari Mesir takut bahwa di dalam negeri IM bisa melakukan kudeta, akibatnya tokoh-tokoh IM dipenjara atau dihukum mati.
1956, 29 Oktober
Israel dibantu Inggris dan Perancis menyerang Sinai untuk menguasai terusan Suez. Pada kurun waktu ini, militer di Yordania menawarkan baiat ke Hizbut Tahrir (salah satu harakah Islam) untuk mendirikan kembali Khilafah. Namun Hizbut Tahrir menolak, karena melihat rakyat belum siap.
1964
Para pemimpin Arab membentuk PLO (Palestine Liberation Organization). Dengan ini secara resmi, nasib Palestina diserahkan ke pundak bangsa Arab-Palestina sendiri, dan tidak lagi urusan umat Islam. Masalah Palestina direduksi menjadi persoalan nasional bangsa Palestina.
1967
Israel menyerang Mesir, Yordania dan Syria selama 6 hari dengan dalih pencegahan, Israel berhasil merebut Sinai dan Jalur Gaza (Mesir), dataran tinggi Golan (Syria), Tepi Barat dan Yerussalem (Yordania). Israel dengan mudah menghancurkan angkatan udara musuhnya karena dibantu informasi dari CIA (Central Intelligence Agency = Badan Intelijen Pusat milik USA). Sementara itu angkatan udara Mesir ragu membalas serangan Israel, karena Menteri Pertahanan Mesir ikut terbang dan memerintahkan untuk tidak melakukan tembakan selama dia ada di udara.
1967, Nopember
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi Nomor 242, untuk perintah penarikan mundur Israel dari wilayah yang direbutnya dalam perang 6 hari, pengakuan semua negara di kawasan itu, dan penyelesaian secara adil masalah pengungsi Palestina.
1969
Yasser Arafat dari faksi Al-Fatah terpilih sebagai ketua Komite Eksekutif PLO dengan markas di Yordania.
1970
Berbagai pembajakan pesawat sebagai publikasi perjuangan rakyat Palestina membuat PLO dikecam oleh opini dunia, dan Yordania pun dikucilkan. Karena ekonomi Yordania sangat tergantung dari AS, maka akhirnya Raja Husein mengusir markas PLO dari Yordania. Dan akhirnya PLO pindah ke Libanon.
1973, 6 Oktober
Mesir dan Syria menyerang pasukan Israel di Sinai dan dataran tinggi Golan pada hari puasanya Yahudi Yom Kippur. Pertempuran ini dikenal dengan Perang Oktober. Mesir dan Syria hampir menang, kalau Israel tidak tiba-tiba dibantu oleh AS. Presiden Mesir Anwar Sadat terpaksa berkompromi, karena dia cuma siap untuk melawan Israel, namun tidak siap berhadapan dengan AS. Arab membalas kekalahan itu dengan menutup keran minyak. Akibatnya harga minyak melonjak pesat.
1973, 22 Oktober
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi Nomor 338, untuk gencatan senjata, pelaksanaan resolusi Nomor 242 dan perundingan damai di Timur Tengah.
1977
Pertimbangan ekonomi (perang telah memboroskan kas negara) membuat Anwar Sadat pergi ke Israel tanpa konsultasi dengan Liga Arab. Ia menawarkan perdamaian, jika Israel mengembalikan seluruh Sinai. Negara-negara Arab merasa dikhianati. Karena langkah politiknya ini, belakangan Anwar Sadat dibunuh pada tahun 1982.
1978, September
Mesir dan Israel menandatangani perjanjian Camp David yang diprakarsai AS. Perjanjian itu menjanjikan otonomi terbatas kepada rakyat Palestina di wilayah-wilayah pendudukan Israel. Sadat dan PM Israel Menachem Begin dianugerahi Nobel Perdamaian 1979. namun Israel tetap menolak perundingan dengan PLO dan PLO menolak otonomi. Belakangan, otonomi versi Camp David ini tidak pernah diwujudkan, demikian juga otonomi versi lainnya. Dan AS sebagai pemrakarsanya juga tidak merasa wajib memberi sanksi, bahkan selalu memveto resolusi PBB yang tidak menguntungkan pihak Israel.
1980
Israel secara sepihak menyatakan bahwa mulai musim panas 1980 kota Yerussalem yang didudukinya itu resmi sebagai ibukota.
1982
Israel menyerang Libanon dan membantai ratusan pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila. Pelanggaran terhadap batas-batas internasional ini tidak berhasil dibawa ke forum PBB karena – lagi-lagi – veto dari AS. Belakangan Israel juga dengan enaknya melakukan serangkaian pemboman atas instalasi militer dan sipil di Iraq, Libya dan Tunis.
1987
Intifadhah, perlawanan dengan batu oleh orang-orang Palestina yang tinggal di daerah pendudukan terhadap tentara Israel mulai meledak. Intifadhah ini diprakarsai oleh HAMAS, suatu harakah Islam yang memulai aktivitasnya dengan pendidikan dan sosial.
1988, 15 Nopember
Diumumkan berdirinya negara Palestina di Aljiria, ibu kota Aljazair. Dengan bentuk negara Republik Parlementer. Ditetapkan bahwa Yerussalem Timur sebagai ibukota negara dengan Presiden pertamanya adalah Yasser Arafat.
Setelah Yasser Arafat mangkat kursi presiden diduduki oleh Mahmud Abbas. Dewan Nasional Palestina, yang identik dengan Parlemen Palestina beranggotakan 500 orang.
1988, Desember
AS membenarkan pembukaan dialog dengan PLO setelah Arafat secara tidak langsung mengakui eksistensi Israel dengan menuntut realisasi resolusi PBB Nomor 242 pada waktu memproklamirkan Republik Palestina di pengasingan di Tunis.
1991, Maret
Yasser Arafat menikahi Suha, seorang wanita Kristen. Sebelumnya Arafat selalu mengatakan “menikah dengan revolusi Palestina”.
Istri Nabi Ibrahim A.s., Siti Hajar mempunyai anak Nabi Ismail A.s. (bapaknya bangsa Arab) dan Siti Sarah mempunyai anak Nabi Ishak A.s. yang kemudian mempunyai anak Nabi Ya’qub A.s. alias Israel (Israil, Qur’an). Anak keturunannya disebut Bani Israel sebanyak 7 (tujuh) orang. Salah satunya bernama Nabi Yusuf A.s. yang ketika kecil dibuang oleh saudara-saudaranya yang dengki kepadanya. Nasibnya yang baik membawanya ke tanah Mesir dan kemudian dia menjadi bendahara kerajaan Mesir. Ketika masa paceklik, Nabi Ya’qub A.s. beserta saudara-saudara Yusuf bermigrasi ke Mesir. Populasi anak keturunan Israel (Nabi Ya’qub A.s.) membesar.
1550 SM – 1200 SM
Politik di Mesir berubah. Bangsa Israel dianggap sebagai masalah bagi negara Mesir. Banyak dari bangsa Israel yang lebih pintar dari orang asli Mesir dan menguasai perekonomian. Oleh pemerintah Firaun bangsa Israel diturunkan statusnya menjadi budak.
1200 SM – 1100 SM
Nabi Musa A.s. memimpin bangsa Israel meninggalkan Mesir, mengembara di gurun Sinai menuju tanah yang dijanjikan, asalkan mereka taat kepada Allah Swt – dikenal dengan cerita Nabi Musa A.s. membelah laut ketika bersama dengan bangsa Israel dikejar-kejar oleh tentara Mesir menyeberangi Laut Merah. Namun saat mereka diperintah untuk memasuki tanah Filistin (Palestina), mereka membandel dan berkata: “Hai, Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi ada orang yang gagah perkasa di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Rabbmu (Tuhanmu), dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.” (QS 5:24)
Akibatnya mereka dikutuk oleh Allah Swt dan hanya berputar-putar saja di sekitar Palestina. Belakangan agama yang dibawa Nabi Musa A.s. disebut Yahudi – menurut salah satu marga dari bangsa Israel yang paling banyak keturunannya, yakni Yehuda, dan akhirnya bangsa Israil – tanpa memandang warga negara atau tanah airnya – disebut juga orang-orang Yahudi.
1000 SM – 922 SM
Nabi Daud A.s. (anak Nabi Musa A.s.) mengalahkan Goliath (Jalut, Qur’an) dari Filistin. Palestina berhasil direbut dan Daud dijadikan raja. Wilayah kerajaannya membentang dari tepi sungai Nil hingga sungai Efrat di Iraq. Sekarang ini Yahudi tetap memimpikan kembali kebesaran Israel Raya seperti yang dipimpin raja Daud. Bendera Israel adalah dua garis biru (sungai Nil dan Eufrat) dan Bintang Daud. Kepemimpinan Daud A.s. diteruskan oleh anaknya Nabi Sulaiman A.s. dan Masjidil Aqsa pun dibangun.
922 SM – 800 SM
Sepeninggal Sulaiman A.s., Israel dilanda perang saudara yang berlarut-larut, hingga akhirnya kerajaan itu terbelah menjadi dua, yakni bagian Utara bernama Israel beribukota Samaria dan Selatan bernama Yehuda beribukota Yerusalem.
800 SM – 600 SM
Karena kerajaan Israel sudah terlalu durhaka kepada Allah Swt maka kerajaan tersebut dihancurkan oleh Allah Swt melalui penyerangan kerajaan Asyiria.
“Sesungguhnya Kami telah mengambil kembali perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak diingini hawa nafsu mereka, maka sebagian rasul-rasul itu mereka dustakan atau mereka bunuh.” (QS 5:70)
Hal ini juga bisa dibaca di Injil (Bible) pada Kitab Raja-raja ke-1 14:15 dan Kitab Raja-raja ke-2 17:18.
600 SM – 500 SM
Kerajaan Yehuda dihancurkan lewat tangan Nebukadnezar dari Babylonia. Dalam Injil Kitab Raja-raja ke-2 23:27 dinyatakan bahwa mereka tidak mempunyai hak lagi atas Yerusalem. Mereka diusir dari Yerusalem dan dipenjara di Babylonia.
500 SM – 400 SM
Cyrus Persia meruntuhkan Babylonia dan mengijinkan bangsa Israel kembali ke Yerusalem.
330 SM – 322 SM
Israel diduduki Alexander Agung dari Macedonia (Yunani). Ia melakukan hellenisasi terhadap bangsa-bangsa taklukannya. Bahasa Yunani menjadi bahasa resmi Israel, sehingga nantinya Injil pun ditulis dalam bahasa Yunani dan bukan dalam bahasa Ibrani.
300 SM – 190 SM
Yunani dikalahkan Romawi. Maka Palestina pun dikuasai imperium Romawi.
1 – 100 M
Nabi Isa A.s. / Yesus lahir, kemudian menjadi pemimpin gerakan melawan penguasa Romawi. Namun selain dianggap subversi oleh penguasa Romawi (dengan ancaman hukuman tertinggi yakni dihukum mati di kayu salib), ajaran Yesus sendiri ditolak oleh para Rabbi Yahudi. Namun setelah Isa tiada, bangsa Yahudi memberontak terhadap Romawi.
100 – 300
Pemberontakan berulang. Akibatnya Palestina dihancurkan dan dijadikan area bebas Yahudi. Mereka dideportasi keluar Palestina dan terdiaspora ke segala penjuru imperium Romawi. Namun demikian tetap ada sejumlah kecil pemeluk Yahudi yang tetap bertahan di Palestina. Dengan masuknya Islam kemudian, serta dipakainya bahasa Arab di dalam kehidupan sehari-hari, mereka lambat laun terarabisasi atau bahkan masuk Islam.
313
Pusat kerajaan Romawi dipindah ke Konstantinopel dan agama Kristen dijadikan agama negara.
500 – 600
Nabi Muhammad Saw lahir di tahun 571 M. Bangsa Yahudi merembes ke semenanjung Arabia (di antaranya di Khaibar dan sekitar Madinah), kemudian berimigrasi dalam jumlah besar ke daerah tersebut ketika terjadi perang antara Romawi dengan Persia.
621
Nabi Muhammad Saw melakukan perjalanan ruhani Isra’ dari masjidil Haram di Makkah ke masjidil Aqsa di Palestina dilanjutkan perjalana Mi’raj ke Sidrathul Muntaha (langit lapis ke-7). Rasulullah menetapkan Yerusalem sebagai kota suci ke-3 ummat Islam, dimana sholat di masjidil Aqsa dinilai 500 kali dibanding sholat di masjid lain selain masjidil Haram di Makkah dan masjid Nabawi di Madinah. Masjidil Aqsa juga menjadi kiblat umat Islam sebelum dipindah arahnya ke Ka’bah di masjidil Haram, Makkah.
622
Hijrah Nabi Muhammad Saw ke Madinah dan pendirian negara Islam – yang selanjutnya disebut khilafah. Nabi mengadakan perjanjian dengan bangsa Yahudi yang menjadi penduduk Madinah dan sekitarnya, yang dikenal dengan “Piagam Madinah”.
626
Pengkhianatan Yahudi dalam perang Ahzab (perang parit) dan berarti melanggar Perjanjian Madinah. Sesuai dengan aturan di dalam kitab Taurat mereka sendiri, mereka harus menerima hukuman dibunuh atau diusir.
638
Di bawah pemerintahan Khalifah Umar Ibnu Khattab ra. Seluruh Palestina dimerdekakan dari penjajah Romawi. Seterusnya seluruh penduduk Palestina, Muslim maupun Non Muslim, hidup aman di bawah pemerintahan khilafah. Kebebasan beragama dijamin sepenuhnya.
700 – 1000
Wilayah Islam meluas dari Asia Tengah, Afrika hingga Spanyol. Di dalamnya, bangsa Yahudi mendapat peluang ekonomi dan intelektual yang sama. Ada beberapa ilmuwan terkenal di dunia Islam yang sesungguhnya adalah orang Yahudi.
1076
Yerusalem dikepung oleh tentara salib dari Eropa. Karena pengkhianatan kaum munafik (sekte Drusiah yang mengaku Islam tetapi ajarannya sesat), pada tahun 1099 M tentara salib berhasil menguasai Yerusalem dan mengangkat seorang raja Kristen. Penjajahan ini berlangsung hingga 1187 M sampai Salahuddin Al-Ayyubi membebaskannya dan setelah itu ummat Islam yang terlena sufisme yang sesat bisa dibangkitkan kembali.
1453
Setelah melalui proses reunifikasi dan revitalisasi wilayah-wilayah khilafah yang tercerai berai setelah hancurnya Baghdad oleh tentara Mongol (1258 M), khilafah Utsmaniah dibawah Muhammad Fatih menaklukan Konstatinopel, dan mewujudkan nubuwwah Rasulullah.
1492
Andalusia sepenuhnya jatuh ke tangan Kristen Spanyol (reconquista). Karena cemas suatu saat umat Islam bisa bangkit lagi, maka terjadi pembunuhan, pengusiran dan pengkristenan massal. Hal ini tidak cuma diarahkan pada Muslim namun juga pada Yahudi. Mereka lari ke wilayah khilafah Utsmaniyah, diantaranya ke Bosnia. Pada 1992 Raja Juan Carlos dari Spanyol secara resmi meminta maaf kepada pemerintah Israel atas holocaust (pemusnahan etnis) 500 tahun sebelumnya. (Tapi tidak permintaan maaf kepada umat Islam).
1500 – 1700
Kebangkitan pemikiran di Eropa, munculnya sekularisme (pemisahan agama / gereja dengan negara), nasionalisme dan kapitalisme. Mulainya kemajuan teknologi moderen di Eropa. Abad penjelajahan samudera dimulai. Mereka mencari jalur perdagangan alternatif ke India dan Cina, tanpa melalui daerah-daerah Islam. Tapi akhirnya mereka didorong oleh semangat kolonialisme dan imperialisme, yakni Gold, Glory dan Gospel. Gold berarti mencari kekayaan di tanah jajahan, Glory artinya mencari kemasyuran di atas bangsa lain dan Gospel (Injil) artinya menyebarkan agama Kristen ke penjuru dunia.
1529
Tentara khilafah berusaha menghentikan arus kolonialisme/imperialisme serta membalas reconquista langsung ke jantung Eropa dengan mengepung Wina, namun gagal. Tahun 1683 M kepungan diulang, dan gagal lagi. Kegagalan ini terutama karena tentara Islam terlalu yakin pada jumlah dan perlengkapannya.
“… yaitu ketika kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dan bercerai-berai.” (QS 9:25).
1798
Napoleon berpendapat bahwa bangsa Yahudi bisa diperalat bagi tujuan-tujuan Perancis di Timur Tengah. Wilayah itu secara resmi masih di bawah Khilafah.
1831
Untuk mendukung strategi “devide et impera” Perancis mendukung gerakan nasionalisme Arab, yakni Muhammad Ali di Mesir dan Pasya Basyir di Libanon. Khilafah mulai lemah dirongrong oleh semangat nasionalisme yang menular begitu cepat di tanah Arab.
1835
Sekelompok Yahudi membeli tanah di Palestina, dan lalu mendirikan sekolah Yahudi pertama di sana. Sponsornya adalah milyuder Yahudi di Inggris, Sir Moshe Monteveury, anggota Free Masonry. Ini adalah pertama kalinya sekolah berkurikulum asing di wilayah Khilafah.
1838
Inggris membuka konsulat di Yerusalem yang merupakan perwakilan Eropa pertama di Palestina.
1849
Kampanye mendorong imigrasi orang Yahudi ke Palestina. Pada masa itu jumlah Yahudi di Palestina baru sekitar 12.000 orang. Pada tahun 1948 jumlahnya menjadi 716.700 dan pada tahun 1964 sudah hampir 3 juta orang.
1882
Imigrasi besar-besaran orang Yahudi ke Palestina yang berselubung agama, simpati dan kemanusiaan bagi penderitaan Yahudi di Eropa saat itu.
1891
Para penduduk Palestina mengirim petisi ke Khalifah, menuntut dilarangnya imigrasi besar-besaran ras Yahudi ke Palestina. Sayang saat itu khilafah sudah “sakit-sakitan” (dijuluki “the sick man at Bosporus). Dekadensi pemikiran meluas, walau Sultan Abdul Hamid sempat membuat terobosan dengan memodernisir infrastruktur, termasuk memasang jalur kereta api dari Damaskus ke Madinah via Palestina! Sayang, sebelum selesai, Sultan Abdul Hamid dipecat oleh Syaikhul Islam (Hakim Agung) yang telah dipegaruhi oleh Inggris. Perang Dunia I meletus, dan jalur kereta tersebut dihancurkan.
1897
Theodore Herzl menggelar kongres Zionis sedunia di Basel Swiss. Peserta Kongres I Zionis mengeluarkan resolusi, bahwa umat Yahudi tidaklah sekedar umat beragama, namun adalah bangsa dengan tekad bulat untuk hidup secara berbangsa dan bernegara. Dalam resolusi itu, kaum zionis menuntut tanah air bagi umat Yahudi – walaupun secara rahasia – pada “tanah yang bersejarah bagi mereka”. Sebelumnya Inggris hampir menjanjikan tanah protektorat Uganda atau di Amerika Latin ! Di kongres itu, Herzl menyebut, Zionisme adalah jawaban bagi “diskriminasi dan penindasan” atas umat Yahudi yang telah berlangsung ratusan tahun. Pergerakan ini mengenang kembali bahwa nasib umat Yahudi hanya bisa diselesaikan di tangan umat Yahudi sendiri. Di depan kongres, Herzl berkata, “Dalam 50 tahun akan ada negara Yahudi !” Apa yang direncanakan Herzl menjadi kenyataan pada tahun 1948.
1916
Perjanjian rahasia Sykes – Picot oleh sekutu (Inggris, Perancis, Rusia) dibuat saat meletusnya Perang Dunia (PD) I, untuk mencengkeram wilayah-wilayah Arab dan Khalifah Utsmaniyah dan membagi-bagi di antara mereka. PD I berakhir dengan kemenangan sekutu, Inggris mendapat kontrol atas Palestina. Di PD I ini, Yahudi Jerman berkomplot dengan Sekutu untuk tujuan mereka sendiri (memiliki pengaruh atau kekuasaan yang lebih besar).
1917
Menlu Inggris keturunan Yahudi, Arthur James Balfour, dalam deklarasi Balfour memberitahu pemimpin Zionis Inggris, Lord Rothschild, bahwa Inggris akan memperkokoh pemukiman Yahudi di Palestina dalam membantu pembentukan tanah air Yahudi. Lima tahun kemudian Liga Bangsa-bangsa (cikal bakal PBB) memberi mandat kepada Inggris untuk menguasai Palestina.
1938
Nazi Jerman menganggap bahwa pengkhianatan Yahudi Jerman adalah biang keladi kekalahan mereka pada PD I yang telah menghancurkan ekonomi Jerman. Maka mereka perlu “penyelesaian terakhir” (endivsung). Ratusan ribu keturunan Yahudi dikirim ke kamp konsentrasi atau lari ke luar negeri (terutama ke AS). Sebenarnya ada etnis lain serta kaum intelektual yang berbeda politik dengan Nazi yang bernasib sama, namun setelah PD II Yahudi lebih berhasil menjual ceritanya karena menguasai banyak surat kabar atau kantor-kantor berita di dunia.
1944
Partai buruh Inggris yang sedang berkuasa secara terbuka memaparkan politik “membiarkan orang-orang Yahudi terus masuk ke Palestina, jika mereka ingin jadi mayoritas. Masuknya mereka akan mendorong keluarnya pribumi Arab dari sana.” Kondisi Palestina pun memanas.
1947
PBB merekomendasikan pemecahan Palestina menjadi dua negara: Arab dan Israel.
1948, 14 Mei.
Sehari sebelum habisnya perwalian Inggris di Palestina, para pemukim Yahudi memproklamirkan kemerdekaan negara Israel. Mereka melakukan agresi bersenjata terhadap rakyat Palestina yang masih lemah, hingga jutaan dari mereka terpaksa mengungsi ke Libanon, Yordania, Syria, Mesir dan lain-lain. Palestina Refugees menjadi tema dunia. Namun mereka menolak eksistensi Palestina dan menganggap mereka telah memajukan areal yang semula kosong dan terbelakang. Timbullah perang antara Israel dan negara-negara Arab tetangganya. Namun karena para pemimpin Arab sebenarnya ada di bawah pengaruh Inggris – lihat Imperialisme Perancis dan Inggris di tanah Arab sejak tahun 1798 – maka Israel mudah merebut daerah Arab Palestina yang telah ditetapkan PBB.
1948, 2 Desember
Protes keras Liga Arab atas tindakan AS dan sekutunya berupa dorongan dan fasilitas yang mereka berikan bagi imigrasi zionis ke Palestina. Pada waktu itu, Ikhwanul Muslimin (IM) di bawah Hasan Al-Banna mengirim 10.000 mujahidin untuk berjihad melawan Israel. Usaha ini kandas bukan karena mereka dikalahkan Israel, namun karena Raja Farouk yang korup dari Mesir takut bahwa di dalam negeri IM bisa melakukan kudeta, akibatnya tokoh-tokoh IM dipenjara atau dihukum mati.
1956, 29 Oktober
Israel dibantu Inggris dan Perancis menyerang Sinai untuk menguasai terusan Suez. Pada kurun waktu ini, militer di Yordania menawarkan baiat ke Hizbut Tahrir (salah satu harakah Islam) untuk mendirikan kembali Khilafah. Namun Hizbut Tahrir menolak, karena melihat rakyat belum siap.
1964
Para pemimpin Arab membentuk PLO (Palestine Liberation Organization). Dengan ini secara resmi, nasib Palestina diserahkan ke pundak bangsa Arab-Palestina sendiri, dan tidak lagi urusan umat Islam. Masalah Palestina direduksi menjadi persoalan nasional bangsa Palestina.
1967
Israel menyerang Mesir, Yordania dan Syria selama 6 hari dengan dalih pencegahan, Israel berhasil merebut Sinai dan Jalur Gaza (Mesir), dataran tinggi Golan (Syria), Tepi Barat dan Yerussalem (Yordania). Israel dengan mudah menghancurkan angkatan udara musuhnya karena dibantu informasi dari CIA (Central Intelligence Agency = Badan Intelijen Pusat milik USA). Sementara itu angkatan udara Mesir ragu membalas serangan Israel, karena Menteri Pertahanan Mesir ikut terbang dan memerintahkan untuk tidak melakukan tembakan selama dia ada di udara.
1967, Nopember
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi Nomor 242, untuk perintah penarikan mundur Israel dari wilayah yang direbutnya dalam perang 6 hari, pengakuan semua negara di kawasan itu, dan penyelesaian secara adil masalah pengungsi Palestina.
1969
Yasser Arafat dari faksi Al-Fatah terpilih sebagai ketua Komite Eksekutif PLO dengan markas di Yordania.
1970
Berbagai pembajakan pesawat sebagai publikasi perjuangan rakyat Palestina membuat PLO dikecam oleh opini dunia, dan Yordania pun dikucilkan. Karena ekonomi Yordania sangat tergantung dari AS, maka akhirnya Raja Husein mengusir markas PLO dari Yordania. Dan akhirnya PLO pindah ke Libanon.
1973, 6 Oktober
Mesir dan Syria menyerang pasukan Israel di Sinai dan dataran tinggi Golan pada hari puasanya Yahudi Yom Kippur. Pertempuran ini dikenal dengan Perang Oktober. Mesir dan Syria hampir menang, kalau Israel tidak tiba-tiba dibantu oleh AS. Presiden Mesir Anwar Sadat terpaksa berkompromi, karena dia cuma siap untuk melawan Israel, namun tidak siap berhadapan dengan AS. Arab membalas kekalahan itu dengan menutup keran minyak. Akibatnya harga minyak melonjak pesat.
1973, 22 Oktober
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi Nomor 338, untuk gencatan senjata, pelaksanaan resolusi Nomor 242 dan perundingan damai di Timur Tengah.
1977
Pertimbangan ekonomi (perang telah memboroskan kas negara) membuat Anwar Sadat pergi ke Israel tanpa konsultasi dengan Liga Arab. Ia menawarkan perdamaian, jika Israel mengembalikan seluruh Sinai. Negara-negara Arab merasa dikhianati. Karena langkah politiknya ini, belakangan Anwar Sadat dibunuh pada tahun 1982.
1978, September
Mesir dan Israel menandatangani perjanjian Camp David yang diprakarsai AS. Perjanjian itu menjanjikan otonomi terbatas kepada rakyat Palestina di wilayah-wilayah pendudukan Israel. Sadat dan PM Israel Menachem Begin dianugerahi Nobel Perdamaian 1979. namun Israel tetap menolak perundingan dengan PLO dan PLO menolak otonomi. Belakangan, otonomi versi Camp David ini tidak pernah diwujudkan, demikian juga otonomi versi lainnya. Dan AS sebagai pemrakarsanya juga tidak merasa wajib memberi sanksi, bahkan selalu memveto resolusi PBB yang tidak menguntungkan pihak Israel.
1980
Israel secara sepihak menyatakan bahwa mulai musim panas 1980 kota Yerussalem yang didudukinya itu resmi sebagai ibukota.
1982
Israel menyerang Libanon dan membantai ratusan pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila. Pelanggaran terhadap batas-batas internasional ini tidak berhasil dibawa ke forum PBB karena – lagi-lagi – veto dari AS. Belakangan Israel juga dengan enaknya melakukan serangkaian pemboman atas instalasi militer dan sipil di Iraq, Libya dan Tunis.
1987
Intifadhah, perlawanan dengan batu oleh orang-orang Palestina yang tinggal di daerah pendudukan terhadap tentara Israel mulai meledak. Intifadhah ini diprakarsai oleh HAMAS, suatu harakah Islam yang memulai aktivitasnya dengan pendidikan dan sosial.
1988, 15 Nopember
Diumumkan berdirinya negara Palestina di Aljiria, ibu kota Aljazair. Dengan bentuk negara Republik Parlementer. Ditetapkan bahwa Yerussalem Timur sebagai ibukota negara dengan Presiden pertamanya adalah Yasser Arafat.
Setelah Yasser Arafat mangkat kursi presiden diduduki oleh Mahmud Abbas. Dewan Nasional Palestina, yang identik dengan Parlemen Palestina beranggotakan 500 orang.
1988, Desember
AS membenarkan pembukaan dialog dengan PLO setelah Arafat secara tidak langsung mengakui eksistensi Israel dengan menuntut realisasi resolusi PBB Nomor 242 pada waktu memproklamirkan Republik Palestina di pengasingan di Tunis.
1991, Maret
Yasser Arafat menikahi Suha, seorang wanita Kristen. Sebelumnya Arafat selalu mengatakan “menikah dengan revolusi Palestina”.
1993, September
PLO – Israel saling mengakui eksistensi masing-masing dan Israel berjanji memberikan hak otonomi kepada PLO di daerah pendudukan. Motto Israel adalah “land for peace” (tanah untuk perdamaian). Pengakuan itu dikecam keras oleh pihak ultra-kanan Israel maupun kelompok di Palestina yang tidak setuju. Namun negara-negara Arab (Saudi Arabia, Mesir, Emirat dan Yordania) menyambut baik perjanjian itu. Mufti Mesir dan Saudi mengeluarkan “fatwa” untuk mendukung perdamaian.
Setelah kekuasaan di daerah pendudukan dialihkan ke PLO, maka sesuai perjanjian dengan Israel, PLO harus mengatasi segala aksi-aksi anti Israel. Dengan ini maka sebenarnya PLO dijadikan perpanjangan tangan Yahudi.
Yasser Arafat, Yitzak Rabin dan Shimon Peres mendapat Nobel Perdamaian atas usahanya tersebut.
1995
Rabin dibunuh oleh Yigar Amir, seorang Yahudi fanatik. Sebelumnya, di Hebron, seorang Yahudi fanatik membantai puluhan Muslim yang sedang shalat subuh. Hampir tiap orang dewasa di Israel, laki-laki maupun wanita, pernah mendapat latihan dan melakukan wajib militer. Gerakan Palestina yang menuntut kemerdekaan total menteror ke tengah masyarakat Israel dengan bom “bunuh diri”. Targetnya, menggagalkan usaha perdamaian yang tidak adil itu. Sebenarnya “land for peace” diartikan Israel sebagai “Israel dapat tanah, dan Arab Palestina tidak diganggu (bisa hidup damai).”
1996
Pemilu di Israel dimenangkan secara tipis oleh Netanyahu dari partai kanan, yang berarti kemenangan Yahudi yang anti perdamaian. Netanyahu mengulur-ulur waktu pelaksanaan perjanjian perdamaian. Ia menolak adanya negara Palestina, agar Palestina tetap sekedar daerah otonom di dalam Israel. Ia bahkan ingin menunggu/menciptakan kontelasi baru (pemukiman Yahudi di daerah pendudukan, bila perlu perluasan hingga ke Syria dan Yordania) untuk sama sekali membuat perjanjian baru.
AS tidak senang bahwa Israel jalan sendiri di luar garis yang ditetapkannya. Namun karena lobby Yahudi di AS terlalu kuat, maka Bill Clinton harus memakai agen-agennya di negara-negara Arab untuk “mengingatkan” si “anak emasnya” ini. Maka sikap negara-negara Arab tiba-tiba kembali memusuhi Israel. Mufti Mesir malah kini memfatwakan jihad terhadap Israel. Sementara itu Uni Eropa (terutama Inggris dan Perancis) juga mencoba “aktif” menjadi penengah, yang sebenarnya juga hanya untuk kepentingan masing-masing dalam rangka menanamkan pengaruhnya di wilayah itu. Mereka juga tidak rela kalau AS “jalan sendiri” tanpa bicara dengan Eropa.
2002 - Sampai sekarang
Sebuah usul perdamaian saat ini adalah Peta menuju perdamaian yang diajukan oleh Empat Serangkai Uni Eropa, Rusia, PBB dan Amerika Serikat pada 17 September 2002. Israel juga telah menerima peta itu namun dengan 14 "reservasi". Pada saat ini Israel sedang menerapkan sebuah rencana pemisahan diri yang kontroversial yang diajukan oleh Perdana Menteri Ariel Sharon. Menurut rencana yang diajukan kepada AS, Israel menyatakan bahwa ia akan menyingkirkan seluruh "kehadiran sipil dan militer yang permanen" di Jalur Gaza (yaitu 21 pemukiman Yahudi di sana, dan 4 pemumikan di Tepi Barat), namun akan "mengawasi dan mengawal kantong-kantong eksternal di darat, akan mempertahankan kontrol eksklusif di wilayah udara Gaza, dan akan terus melakukan kegiatan militer di wilayah laut dari Jalur Gaza." Pemerintah Israel berpendapat bahwa "akibatnya, tidak akan ada dasar untuk mengklaim bahwa Jalur Gaza adalah wilayah pendudukan," sementara yang lainnya berpendapat bahwa, apabila pemisahan diri itu terjadi, akibat satu-satunya ialah bahwa Israel "akan diizinkan untuk menyelesaikan tembok – artinya, Penghalang Tepi Barat Israel – dan mempertahankan situasi di Tepi Barat seperti adanya sekarang ini".
2.
Akar Conflik Palestina - Israel
1. Masalah konflik Palestina-Israel bukanlah konflik satu bangsa dengan bangsa lain. Ia adalah konflik peradaban yang usianya sangat tua. Disana terbentang benang merah panjang, sejak konflik antara Nabi Muhammad SAW dengan kaum Yahudi di Madinah, konflik antara Yahudi dan Romawi, konflik antara Yahudi dengan negara-negara Eropa, konflik antara Musa dengan Fir’aun, bahkan konflik antara Nabi Yusuf as dengan
saudara-saudaranya.
2. Permasalahan umat Islam hari ini, khusunya di Paletina merupakan bagian dari konflik yang dimainkan oleh Yahudi sendiri, bahkan bangsa yahudi yang terkenal “terkuat di dunia”, dalam arti: merekalah satu-satunya ras manusia yang berani konfrontatif melawan kehendak Allah Ta’ala. Dan tentang terusirnya Yahudi dari berbagai belahan bumi, hal itu disebabkan karena karakter mereka yang culas, licik, makan teman, gemar berdusta, hobi berkhianat, pandai menipu, lintah darat, pelit, egois, suka menjilat dan oportunis. Dan satu lagi karakter asli mereka, pengecut.
3. Kelahiran Israel pada 14 Mei 1948 juga merupakan akar permaslahan ini yang telah memicu konflik berkepanjangan antara Arab dengan Israel. Konflik bersenjata pertama antara Arab dengan Israel atau yang dikenal dengan nama Al Nakba terjadi beberapa hari sesudah diproklamasikannya kemerdekaan Israel. Pertempuran pertama antar kedua etnis ini berlangsung sekita kurang lebih satu tahun dan berakhir dengan sebuah perjanjian perdamaian antara Israel dengan negara-negara Arab disekitarnya pada bulan Juli 1949. Dengan adanya perjanjian maka eksistensi Israel sebagai negara ditegaskan dengan diterimanya sebagai anggota PBB . Setelah konflik berakhir pada tahun 1949, Israel juga telah menyerang negara-negara Arab pada tahun 1967. Israel melancarkan serangan pertamanya ke Mesir, yang dikhususkan ke pangkalan udara militer yang menjadi basis kekuatan Mesir dan melanjukatn serangan kepada Yordania, Suriah, dan Lebanon. Perang yang dikenal juga dengan Six Days War ini dimenangkan oleh Israel, dan tidak hanya itu, Israel berhasil merebut wilayah Gaza dan Semenanjung Sinai dari Mesir, Jerusalem Timur dan Tepi Barat dari Yordania, dan Dataran Tinggi Golan dari Suriah.
4. Selama konflik Palestian – Israel berjalan (setelah deklerasi negara Israel), Israel melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata sebanyak 185 kali, tentunya pelanggaran terhadap kesepakataan ini memicu rakyat Palestina untuk membalas serangan Israel.
5. Rakyat Palestina tidak mau menyerah dan menyatakan bahwa Palestina adalah tanah Arab dan Islam sejak jaman azali, baik sungai, laut, masjid, bukit dan daratannya. Yahudi tidak boleh eksis di sana. Palestina adalah satu tidak bisa dibagi-bagi. Meraka tidak mengakui keputusan internasional yang menurut mereka zalim yang menjatuhkan hak-hak dan prinsip Palestina, terutama hak kembali pengungsi Palestina ke tanah air mereka dan mendirikan negara Palestina merdeka dengan berdaulat penuh dengan ibukota Al-Quds.
6. Peristiwa yang terjadi di Gaza bukan tanpa sebab. Di bulan Januari 2006, Palestina menyelenggarakan Pemilu yang diawasi dengan sangat ketat pelaksanaannya oleh badan pengawas Pemilu Internasional. Diyakini bahwa Pemilu kali ini adalah sebuah Pemilu yang bisa dijamin bebas dan adil. Tak peduli betapa gigihnya usaha Israel untuk memenangkan tokoh politik pilihannya yaitu Mahmud Abbas dari Fatah, ternyata Hamas secara mengejutkan, keluar sebagai pemenangnya. Berikutnya Israel dengan didukung oleh Amerika dan sekutunya memberikan hukuman yang sangat memilukan bagi rakyat Palestina yang dianggap telah memilih partai yang salah. Israel kemudian membuat kerusuhan di Gaza, menghentikan bantuan dana yang secara resmi memang diperuntukkan bagi otoritas Palestina, mengepung dan menyerang Gaza secara terus-menerus dan bahkan menghentikan saluran air bagi jalur Gaza yang telah porak poranda.
Inilah sedikit gambaran tentang akar penyebab konflik Palestina – Israel yang sampai hari ini terus berlansung dan entah kapan akan berakhir.
Berbicara mengenai konflik yang tejadi di Palestina-Israel dalam sebuah referansi ada pembahasan mengenai bentuk-bentuk konflik, agar mengenai dapat memahami dan menganalisis beberapa bentuk konflik atau pertentangan secara umum. Antara lain:
1. Masalah konflik Palestina-Israel bukanlah konflik satu bangsa dengan bangsa lain. Ia adalah konflik peradaban yang usianya sangat tua. Disana terbentang benang merah panjang, sejak konflik antara Nabi Muhammad SAW dengan kaum Yahudi di Madinah, konflik antara Yahudi dan Romawi, konflik antara Yahudi dengan negara-negara Eropa, konflik antara Musa dengan Fir’aun, bahkan konflik antara Nabi Yusuf as dengan
saudara-saudaranya.
2. Permasalahan umat Islam hari ini, khusunya di Paletina merupakan bagian dari konflik yang dimainkan oleh Yahudi sendiri, bahkan bangsa yahudi yang terkenal “terkuat di dunia”, dalam arti: merekalah satu-satunya ras manusia yang berani konfrontatif melawan kehendak Allah Ta’ala. Dan tentang terusirnya Yahudi dari berbagai belahan bumi, hal itu disebabkan karena karakter mereka yang culas, licik, makan teman, gemar berdusta, hobi berkhianat, pandai menipu, lintah darat, pelit, egois, suka menjilat dan oportunis. Dan satu lagi karakter asli mereka, pengecut.
3. Kelahiran Israel pada 14 Mei 1948 juga merupakan akar permaslahan ini yang telah memicu konflik berkepanjangan antara Arab dengan Israel. Konflik bersenjata pertama antara Arab dengan Israel atau yang dikenal dengan nama Al Nakba terjadi beberapa hari sesudah diproklamasikannya kemerdekaan Israel. Pertempuran pertama antar kedua etnis ini berlangsung sekita kurang lebih satu tahun dan berakhir dengan sebuah perjanjian perdamaian antara Israel dengan negara-negara Arab disekitarnya pada bulan Juli 1949. Dengan adanya perjanjian maka eksistensi Israel sebagai negara ditegaskan dengan diterimanya sebagai anggota PBB . Setelah konflik berakhir pada tahun 1949, Israel juga telah menyerang negara-negara Arab pada tahun 1967. Israel melancarkan serangan pertamanya ke Mesir, yang dikhususkan ke pangkalan udara militer yang menjadi basis kekuatan Mesir dan melanjukatn serangan kepada Yordania, Suriah, dan Lebanon. Perang yang dikenal juga dengan Six Days War ini dimenangkan oleh Israel, dan tidak hanya itu, Israel berhasil merebut wilayah Gaza dan Semenanjung Sinai dari Mesir, Jerusalem Timur dan Tepi Barat dari Yordania, dan Dataran Tinggi Golan dari Suriah.
4. Selama konflik Palestian – Israel berjalan (setelah deklerasi negara Israel), Israel melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata sebanyak 185 kali, tentunya pelanggaran terhadap kesepakataan ini memicu rakyat Palestina untuk membalas serangan Israel.
5. Rakyat Palestina tidak mau menyerah dan menyatakan bahwa Palestina adalah tanah Arab dan Islam sejak jaman azali, baik sungai, laut, masjid, bukit dan daratannya. Yahudi tidak boleh eksis di sana. Palestina adalah satu tidak bisa dibagi-bagi. Meraka tidak mengakui keputusan internasional yang menurut mereka zalim yang menjatuhkan hak-hak dan prinsip Palestina, terutama hak kembali pengungsi Palestina ke tanah air mereka dan mendirikan negara Palestina merdeka dengan berdaulat penuh dengan ibukota Al-Quds.
6. Peristiwa yang terjadi di Gaza bukan tanpa sebab. Di bulan Januari 2006, Palestina menyelenggarakan Pemilu yang diawasi dengan sangat ketat pelaksanaannya oleh badan pengawas Pemilu Internasional. Diyakini bahwa Pemilu kali ini adalah sebuah Pemilu yang bisa dijamin bebas dan adil. Tak peduli betapa gigihnya usaha Israel untuk memenangkan tokoh politik pilihannya yaitu Mahmud Abbas dari Fatah, ternyata Hamas secara mengejutkan, keluar sebagai pemenangnya. Berikutnya Israel dengan didukung oleh Amerika dan sekutunya memberikan hukuman yang sangat memilukan bagi rakyat Palestina yang dianggap telah memilih partai yang salah. Israel kemudian membuat kerusuhan di Gaza, menghentikan bantuan dana yang secara resmi memang diperuntukkan bagi otoritas Palestina, mengepung dan menyerang Gaza secara terus-menerus dan bahkan menghentikan saluran air bagi jalur Gaza yang telah porak poranda.
Inilah sedikit gambaran tentang akar penyebab konflik Palestina – Israel yang sampai hari ini terus berlansung dan entah kapan akan berakhir.
Berbicara mengenai konflik yang tejadi di Palestina-Israel dalam sebuah referansi ada pembahasan mengenai bentuk-bentuk konflik, agar mengenai dapat memahami dan menganalisis beberapa bentuk konflik atau pertentangan secara umum. Antara lain:
a. Pertentangan pribadi, adalah yang
konflik yang terjadi antara satu orang dengan orang lain. Jumlah yang terlibat
hanya dua orang, satu subjek dan satu objek.
b. Pertentangan rasial, adalah
pertentangan antar ras. Contoh ras Cina dan ras pribumi, antara ras Negro dan
ras kulit putih. Perbedaan ras muncul karena perbedaan letak geografis dan
kebudayaan suatu suku bangsa. Perkembangan dalam ras sendiri akan muncul sikat
etnosentrisme yang pada akhirnya memunculkan sikap stereotype terhadap ras
lain, yang menganggap ras tertentu lebih superior dari pada ras lain, ras satu
lebih beradab dan ras lain itu biadab.
c. Pertentangan antara kelas-kelas
sosial, umumnya disebabkan oleh karena adanya perbedaan-perbedaan kepentingan.
Pertentangan antara kelas atas dan kelas bawah karena motif ekonomi ataupun
kecemburuan sosial.
d. Pertentangan politik ataupun
pertentangan yang bersifat internasinal. Pertentangan politik ini karena
perbedaan ideology yang dianut suatu Negara dengan Negara lain.
Dapat disimpulkan bahwa pertentangan
antara Israel dan Palestina adalah jenis pertentangan Politik, rasial, dan
pertentangan kepentingan. Jadi konflik yang terjadi karena adanya perbedaan ras
(ras Arab dan ras Yahudi), Politik antara ideology Yahudi dan Islam, serta
kepentingan yang bersifat ekonomi pragmatis, ataupun kepentingan kekuasaan
tertentu terhadap suatu wilayah.
3. Faktor-Faktor Penyebab Konflik
Antara Israel dan Palestina
Faktor
utama yang mendasari terjadinya konflik (perang) antara Israel dan Palestina
adalah factor histories, ekonomi dan agama.
1. Historis
Faktor histories mempengaruhi suatu
kelompok/negara dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Permasalahan yang
terjadi sepanjang rentang waktu akan menjadi referensi dalam pengambilan
kebijakan. Bangsa Yahudi yang sudah ada sejak zaman sebelum masehi, merupakan
bangsa yang tetap teguh mempertahankan nilai-nilai budayanya. Rentang waktu
yang panjang ini, bermacam-macam masalah yang dihadapi, sehingga memperkaya
cara menyelesaikan masalah (Kurt Lewin/lokus-lokus pengalaman). Umat Yahudi
dilihat dari sejarah selalu mendapat perlakuan yang sangat kejam dari penguasa
sebelumnya (pembantaian di Spanyol dan di Jerman). Ini yang mengakibatkan
sehingga Yahudi ini bersifat refresif/menyerang bangsa-bangsa Arab yang yang
disekitarnya. Peristiwa kekejaman yang dialami masa lalu umat Yahudi,
ditampakkan dengan berlaku kejam juga dengan bangsa lain. Sejarah panjang
bangsa Yahudi inilah yang yang memberikan motivasi bersifat agresif untuk
mempertahankan diri. Sehingga membuat
Dengan belajar dari sejarah, umat
Yahudi berusaha menguasai dunia, baik dari segi politik maupun ekonomi. Mereka
tidak mau hidup nista seperti masa-masa sebelumnya.
2. Agama
Agama dijadikan sebagai pelegalan
pembataian umat manusia. Orang Yahudi menganggap bahwa bangsa Yahudi adalah
bangsa pilihan, yang bertugas memimpin manusia. Persepsi dan fanatisme terhadap
agama dapat menyebabkan sikap etnosentrisme dan stereotype terhadap kelompok
lain. Umat Yahudi menganggap dirinya umat terbaik, pilihan Tuhan di muka bumi.
Agama dijadikan sebagai alat, dan pemersatu umat Yahudi umat mencapai
cita-citanya menguasai seluruh dunia.
Dengan agama ini, umat Yahudi
tergabung membentuk zionisme, yaitu gerakan membentuk Israel raya, yang
berpusat di Al-Quds/Yerusalem yang merupakan tempat suci umat islam (Mesjid
al-Aqsa). Adanya doktrin dari kepercayaan bangsa Yahudi bahwa bangsa Yahudi adalah
pemimpin seluruh umat, sehingga melegalkan pembataian kepada orang-orang selain
Yahudi.
3. Ekonomi dan Perluasan
Wilayah
Motif lain dari perang Israel adalah
motif adanya motif ekonomi. Motif ini biasanya tersembunyi. Motif ini adalah
motif kepentingan kelompok tertentu dalam hal ini Israel dalam mempeluas
wilayah kekuasaannya di wilayah Palestina. Perang enam hari (1967), Israel
berhasil memperluas dan mengusai beberapa daerah milik bangsa arab.
Faktor lain
yang memicu konflik yang berkepanjangan juga datang dipihak Bangsa Palestina,
perang perlawanan dilakukan karena factor:
a. Jihad fisabilillah mempertahankan
tanah suci.
b. Pembalasan terhadap kekejaman yang
dilakukan oleh Israel,
c. Mempertahankan hak sebagai pemilik
tanah Palestina.
Dari konflik yang berkepanjangan
antara palestina-Israel tentu saja menimbulkan dampak yang besar baik akibat
dari segi fisik yang ditimbulkan maupun psikis.Antara lain:
a. Timbulnya solidaritas
“in-groups”.
Konflik akan mengakibatkan solidaritas dalam suatu kelompok, karena kelompok
mempunyai musuh bersama dari luar. Konflik antara Israel dan Palestina yang
mengatas namakan penyelamatan tanah suci umat Islam, mendapat reaksi dan
dukungan umat Islam dari seluruh penjuru dunia. Mereka akan bersama mengecam
serangan Israel karena rekan seagama (in-group) yaitu Palestina mendapat
bahaya.
b. Retaknya persatuan kelompok. Ini adalah hal yang
sebaliknya yang diakibatkan oleh konflik antar kelompok. Kelompok umat Islam
tidak sama persepsinya dalam menghadapi serangan Israel terhadap Palestina. Ada
segolongan umat Islam (Pemerintah yang mau bekerja sama dengan Israel) yang
mendukung bahkan tidak berbuat apa-apa ketika Palestina di serang oleh Israel.
c. Perubahan Kepribadian. Konflik dapat memotivasi
individu untuk memenangkan perang. Untuk memenangkan perang, kelompok tertentu
harus berpegang kuat pada asas-asas perjuangan yang dipegang bersama sebagai
suatu ikatan dalam kelompok. Yahudi akan memegang teguh Agamanya dan umat Islam
Palestina akan berusaha mengamalkan agamanya sesuai dengan ajaran Islam. Mereka
berperang atas nama agama, sehingga kepribadian msing-masing harus sesuai
dengan tuntunan agama. Fakta bahwa pejuang Palestina lebih banyak hafish
Al-Qur’an, dan akan diterima dalam kelompok (Hamas) jika memenuhi criteria tersebut.
d. Hancurnya harta benda dan
korban manusia.
Ini adalah hal yang tidak bisa dihindari dari adanya peperangan.
e. Akomodasi, dominasi dan
takluknya satu pihak tertentu. Perang akan berakhir, jika ada salah satu pihak yang
kalah. Pihak pemenang akan mendominasi, pihak yang kalah sehingga akan terjadi
asimilasi dan akomodasi.
3. Konflik karena adanya
Dilema Sosial
Teori dari Rapport (1960) menjelaskan
konflik antarindividu yang dikenal sebagai teori dilema terdakwa (prisoner’s
dilemma). Dalam kehidupan sehari-hari teori dilemma terdakwa ini dapat
menjelaskan mengapa dua orang atau dua kelompok yang saling bermusuhan tidak
mau saling berdamai, walaupun keduanya sama-sama menderit kerugian. Dia
beralasan, jika saya yang mengajak berdamai lebih dahulu, seakan-akan saya yang
salah dan dia yang benar. Lawan pun akan berskap yang sama, sehingga tidak ada
yang berinisiatif untuk berdamai.
Karena sikap dilemma ini, untuk
mendamaikan suatu pertentangan kelompok adalah dengan jalan mediasi kelompok
lain. Dengan adanya mediasi dari kelompok netral, diharapkan mencari sisi-sisi
persamaan nilai untuk menghentikan konflik yang terjadi.
Yang tidak kalah penting
bahwa korban yang berjatuhan selama konflik peperangan yang terjadi antara
palestina-Israel, sebagaimana pemaparan dibawah ini:
Korban sipil yang tewas akibat konflik
Israel-Palestina, data berasal dari B'tselem
dan Kementerian
Luar Negeri Israel antara tahun 1987 hingga 2010
(angka dalam tanda kurung merupakan korban yang berusia di bawah 18 tahun) |
|||
Tahun
|
Kematian
|
||
2011
|
118 (13)
|
11 (5)
|
|
2010
|
81 (9)
|
8 (0)
|
|
2009
|
1034 (314)
|
9 (1)
|
|
2008
|
887 (128)
|
35 (4)
|
|
2007
|
385 (52)
|
13 (0)
|
|
2006
|
665 (140)
|
23 (1)
|
|
2005
|
190 (49)
|
51 (6)
|
|
2004
|
832 (181)
|
108 (8)
|
|
2003
|
588 (119)
|
185 (21)
|
|
2002
|
1032 (160)
|
419 (47)
|
|
2001
|
469 (80)
|
192 (36)
|
|
2000
|
282 (86)
|
41 (0)
|
|
1999
|
9 (0)
|
4 (0)
|
|
1998
|
28 (3)
|
12 (0)
|
|
1997
|
21 (5)
|
29 (3)
|
|
1996
|
74 (11)
|
75 (8)
|
|
1995
|
45 (5)
|
46 (0)
|
|
1994
|
152 (24)
|
74 (2)
|
|
1993
|
180 (41)
|
61 (0)
|
|
1992
|
138 (23)
|
34 (1)
|
|
1991
|
104 (27)
|
19 (0)
|
|
1990
|
145 (25)
|
22 (0)
|
|
1989
|
305 (83)
|
31 (1)
|
|
1988
|
310 (50)
|
12 (3)
|
|
1987
|
22 (5)
|
0 (0)
|
|
Total
|
7978 (1620)
|
1503 (142)
|
Ekspedisi
militer Israel di Jalur Gaza pada 27 Desember 2008 yang lalu merupakan rentetan
sejarah konflik ini dan dalam banyak analisa menagatakan bahwa conflik Jalur
Gaza adalah rekayasa dan petualangan Partai Kadima dalam menaikkan
popularitasnya menjelang pemilu legislatif 10 Februari 2009 mendatang. Dalam
penyerangan ini telah menewaskan 1300 orang dan 6000 jiwa luka-luka. 50% dari
yang meninggal adalah anak-anak dan perempuan Palestina.
Menurut Biro Pusat Statistik Palestina, kerugian infrastruktur sebab penyerangan Israel di Jalur Gaza mencapai 476 juta $ dolar. 4000 tempat tinggal hancur, 48 kantor dan bangunan pemerintah roboh, 30 kantor polisi dan 20 buah masjid. Kerusakan ini termasuk juga jalan, sekolah, listrik dan saluran air. Secara keseluruhan 14% semua bangunan diwilayah Gaza dihantam oleh Israe. Dan untuk mememulih kembali keadaan tersebut butuh dana sebanyak Rp. 5,2 Triliun.
Dilihat dari sudut pandang psikologi sosial, konflik dapat diatasi dengan pendekatan psikologi, dan sosiologi. Demikian pula konflik yang terjadi antara Yahudi/Israel dengan
Menurut Biro Pusat Statistik Palestina, kerugian infrastruktur sebab penyerangan Israel di Jalur Gaza mencapai 476 juta $ dolar. 4000 tempat tinggal hancur, 48 kantor dan bangunan pemerintah roboh, 30 kantor polisi dan 20 buah masjid. Kerusakan ini termasuk juga jalan, sekolah, listrik dan saluran air. Secara keseluruhan 14% semua bangunan diwilayah Gaza dihantam oleh Israe. Dan untuk mememulih kembali keadaan tersebut butuh dana sebanyak Rp. 5,2 Triliun.
Dilihat dari sudut pandang psikologi sosial, konflik dapat diatasi dengan pendekatan psikologi, dan sosiologi. Demikian pula konflik yang terjadi antara Yahudi/Israel dengan
Secara dalam penyelesaian konflik
antara negara dengan negara lembaga dengan lembaga atau konflik yang lainnya
dapat dipaparkan solusinya yang berlaku secara umum.
a.
Penyelesaian sengketa internasional secara politik
1).
Negosiasi
Negosiasi
merupakan teknik penyelesaian sengketa yang paling tradisional dan paling
sederhana. Teknik negosiasi tidak melibatkan pihak ketiga, hanya berpusat pada
diskusi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait. Perbedaan persepsi yang
dimiliki oleh kedua belah pihak akan diperoleh jalan keluar dan menyebabkan
pemahaman atas inti persoalan menjadi lebih mudah untuk dipecahkan.
2). Mediasi
dan jasa-jasa baik (Mediation and good offices)
Mediasi
merupakan bentuk lain dari negosiasi, sedangkan yang membedakannya adalah
keterlibatan pihak ketiga. Pihak ketiga hanya bertindak sebagai pelaku mediasi
(mediator), komunikasi bagi pihak ketiga disebut good offices. Seorang mediator
merupakan pihak ketiga yang memiliki peran aktif untuk mencari solusi yang tepat
guna melancarkan terjadinya kesepakatan antara pihak-pihak yang bertikai.
Mediasi hanya dapat terlaksana dalam hal para pihak bersepakat dan mediator
menerima syarat-syarat yang diberikan oleh pihak yang bersengketa.
Perbedaan
antara jasa-jasa baik dan mediasi adalah persoalan tingkat. Kasus jasa-jasa
baik, pihak ketiga menawarkan jasa untuk mempertemukan pihak-pihak yang
bersengketa dan mengusulkan (dalam bentuk syarat umum) dilakukannya
penyelesaian, tanpa secara nyata ikut serta dalam negosiasi-negosiasi atau
melakukan suatu penyelidikan secara seksama atas beberapa aspek dari sengketa
tersebut. Mediasi, sebaliknya, pihak yang melakukan mediasi memiliki suatu
peran yang lebih aktif dan ikut serta dalam negosiasi-negosiasi serta
mengarahkan pihak-pihak yang bersengketa sedemikian rupa sehingga jalan
penyelesaiannya dapat tercapai, meskipun usulan-usulan yang diajukannya tidak
berlaku terhadap para pihak
3).
Konsiliasi (Conciliation)
Menurut the
Institute of International Law melalui the Regulations the Procedur of
International Conciliation yang diadopsinya pada tahun 1961 dalam Pasal 1,
konsiliasi disebutkan sebagai suatu metode penyelesaian pertikaian bersifat
internasional dalam suatu komisi yang dibentuk oleh pihak-pihak, baik sifatnya
permanen atau sementara berkaitan dengan proses penyelesaian pertikaian.
Istilah konsiliasi (conciliation) mempunyai arti yang luas dan sempit.
Pengertian luas konsiliasi mencakup berbagai ragam metode di mana suatu
sengketa diselesaikan secara damai dengan bantuan negara-negara lain atau
badan-badan penyelidik dan komite-komite penasehat yang tidak berpihak.
Pengertian sempit, konsiliasi berarti penyerahan suatu sengketa kepada sebuah
komite untuk membuat laporan beserta usul-usul kepada para pihak bagi
penyelesaian sengketa tersebut.
Menurut
Shaw, laporan dari konsiliasi hanya sebagai proposal atau permintaan dan bukan
merupakan konstitusi yang sifatnya mengikat. Proses konsiliasi pada umumnya
diberikan kepada sebuah komisi yang terdiri dari beberapa orang anggota, tapi
terdapat juga yang hanya dilakukan oleh seorang konsiliator.
4). Penyelidikan (Inquiry)
4). Penyelidikan (Inquiry)
Metode
penyelidikan digunakan untuk mencapai penyelesaian sebuah sengketa dengan cara
mendirikan sebuah komisi atau badan untuk mencari dan mendengarkan semua bukti-bukti
yang bersifat internasional, yang relevan dengan permasalahan. Dengan dasar
bukti-bukti dan permasalahan yang timbul, badan ini akan dapat mengeluarkan
sebuah fakta yang disertai dengan penyelesaiannya.
Pada tanggal
18 Desember 1967, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan resolusi
yang menyatakan pentingnya metode pencarian fakta (fact finding) yang tidak
memihak sebagai cara penyelesaian damai dan meminta negara-negara anggota untuk
lebih mengefektifkan metode-metode pencarian fakta. Serta meminta Sekertaris
Jenderal untuk mempersiapkan suatu daftar para ahli yang jasanya dapat
dimanfaatkan melalui perjanjian untuk pencarian fakta dalam hubungannya dengan
suatu sengketa.
5).
Penyelesaian di bawah naungan organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa
Amanat yang
disebutkan dalam Pasal 1 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, salah satu
tujuannya adalah untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional. Tujuan
tersebut sangat terkait erat dengan upaya penyelesaian sengketa secara damai.
Isi Piagam PBB tersebut di antaranya memberikan peran penting kepada
International Court of Justice (ICJ) dan upaya penegakannya diserahkan pada
Dewan Keamanan. Berdasarkan Bab VII Piagam PBB, DK dapat mengambil
tindakan-tindakan yang terkait dengan penjagaan atas perdamaian. Sedangkan Bab
VI, Dewan Keamanan juga diberikan kewenangan untuk melakukan upaya-upaya yang
terkait dengan penyelesaian sengketa. Melalui pasal 2 piagam PBB,
anggota-anggota PBB harus berusaha menyelesaikan sengketa-sengketa mereka
melalui cara-cara damai dan menghindarkan ancaman perang /penggunaan kekerasan.
6).
Arbitrase
Arbitrase
merupakan penyelesaian sengketa secara damai yang dilakukan dengan cara
menyerahkan penyelesaian sengketa kepada orang-orang tertentu, yaitu arbitrator
yang dipilih bebeas oleh pihak yang bersengketa.
Dalam proses
arbitrasi ada prosedur yang harus ditempuh yaitu:
·
Masing-masing Negara yang bersengketa tersebut menunjuk 2 arbitrator. Salah
seorang diantaranya boleh warga Negara mereka sendiri, atau didipilih dari
orang-orang yang dinominasikan oleh Negara itu sebagai anggota panel mahkamah
arbitrasi.
· Para
arbitrator tersebut kemudian memilih seorang wasit yang bertindak sebagai ketua
dari pengadilan arbitrasi tersebut.
· Putusan
diberikan melalui suara terbanyak.
7).
Penyelesaian yudisial
Adalah suatu
penyelesaian sengketa internasional melalui suatu pengadilan internasional yang
dibentuk sebagaimana mestinya, dengan memberlakukan kaidah-kaidah hukum.
Lembaga pengadilan internasional yang berfungsi sebaai organ penyelesaian
yudisial dalam masyarakat internasional adalah International Court of Justice.
4.
Penyelesaian Sengketa Internasional secara Kekerasan
1. Retorsi
Retorsi
adalah Pembalasan yang dilakukan oleh Negara terhadap tindakan yang tidak
pantas yang dilakukan oleh Negara lain. Balas dendam dilakukan dengan
perbuatan-perbuatan yang tidak bersahabat tetapi sah. Misalnya dengan cara
menurunkan status hubungan diplomatik, pencabutan privilege diplomatik, atau
penarikan diri dari kesepakatan-kesepakatan fiskal dan bea masuk
2. Perang
dan tindakan bersenjata non-perang
Perang dan
tindakan bersenjata non-perang merupakan Pertentangan yang disertai penggunaan
kekerasan dengan tujuan menundukkan lawan dan untuk membebankan syarat-syarat
penyelesaian suatu sengketa internasional.
3.
Tindakan-tindakan pembalasan
Pembalasan adalah
cara penyelesaian sengketa internasional yang digunakan oleh suatu Negara untuk
mengupayakan diperolehnya ganti rugi dari Negara lain. Cara penyelesaian
sengketa tersebut adalah dengan melakukan tindakan pemaksaan kepada suatu
Negara untuk menyelesaikan sengketa yang disebabkan oleh tindakan illegal atau
tidak sah yang dilakukan oleh Negara tersebut.
4. Blokade
secara damai
Blokade
secara damai adalah suatu tindakan yang dilakukan pada waktu damai biasanya
dengan memblokade pelabuhan agar Negara yang diblokir memenuhi permintaan ganti
rugi atas kerugian yang diderita oleh Negara yang memblokade.
5.
intervensi (intervention)
Intervensi
adalah cara untuk menyelesaikan sengketa internasional dengan melakukan
tindakan campur tangan terhadap kemerdekaan politik Negara tertentu secara sah
dan tidak melanggar hukum internasional. Ketentuan-ketentuan yang termasuk
dalam kategori intervensi sah adalah sbb:
· Intervensi
kolektif sesuai dengan piagam PBB
· Intervensi
untuk melindungi hak-hak dan kepentingan warga negaranya
· Pertahanan
diri
· Negara
yang menjadi objek intervensi dipersalahkan melakukan pelanggaran
berat
terhadap hukum internasional.
Bangsa Palestina. Solusi penangan
konflik itu, sesuai dengan apa yang telah dikemukakan sebelumnya adalah:
1. Perbedaan sak wasangka/prasangka
harus dihilangkan, yang sama-sama mengkafirkan di kedua belah pihak, sehingga
timbul perasaan tidak bersalah jika membunuh orang kafir.
2. Komunikasi yang intens pada kedua
belah pihak untuk mengurangi dispersepsi.
3. Adanya mediator sebagai penengah
permasalahan konflik ini.
4. Menghilangkan fanatisme agama,
sehingga memudahkan terjadi asimilasi budaya,.
Konflik dapat terjadi karena factor
intern (agresivitas), maupun factor ekstern (pengaruh sejarah, kebudayaan dan
kebiasaan yang sudah mengakar selama beberapa generasi). Faktor ini akan
berakibat memperpanjang perbedaan dan konflik. Untuk mengatasinya adalah dengan
adanya saling pengertian dikedua belah pihak dengan memandang keberadaan
masing-masing secara setara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar