Perkembangan dan
Pengembangan IPA
Oleh:
SITTI QOMARIA PURNAMA SARI
JURUSAN PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
A.
SEJARAH IPA (PENALARAN DAN AWAL
PENGETAHUAN)
1.
Dasar-dasar Pengetahuan
Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu. Pengetahuan
mampu dikembangkan manusia karena :
a)
Bahasa
yang bersifat komunikatif
b)
Pikiran
yang mampu menalar.
2.
Metode Ilmiah sebagai Dasar IPA
Metode ilmiah adalah prosedur atau
cara dalam memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu. Ini berarti bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan
lewat metode ilmiah.
Adapun penemuan ilmu pengetahuan
mereka melalui pendekatan nonilmiah diperoleh dengan 3 cara: prasangka, intuisi,
trial and error.
a)
Kriteria ilmu pengetahuan
Suatu pengetahuan dapat disebut ilmu
jika memenuhi kriteria, yang meliputi: logis
atau masuk akal, objektif, metodis, sistematis, berlaku umum atau universal dan
kumulatif.
b)
Langkah-langkah metode ilmiah
Langkah-langkah metode ilmiah
sebagai berikut:
·
Perumusan masalah adalah menyangkut topik atau objek
yang diteliti batasan yang jelas serta dapat diidentifikasi faktor-faktor yang
terkait. Oleh sebab itu, masalah merupakan pertanyaan apa, mengapa atau
bagaimana tentang objek yang diteliti itu.
·
Penyusunan Hipotesis merupakan pernyataan tentang
kemungkinan jawaban sementara tentang masalah yang ditetapkan.
·
Pengujian Hipotesis merupakan upaya pengumpulan fakta
yang relevan dengan hipotesis yang diajukan dan diuji apakah fakta tersebut
mendukung hipotesis atau tidak.
·
Penarikan Kesimpulan, kesimpulan diambil berdasarkan hasil
analisis data untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan diterima atau
ditolak. Hipotesis yang diterima merupakan pengetahuan yang kebenarannya teruji
secara ilmiah dan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.
Berdasarkan logika, penarikan
kesimpulan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: logika deduktif dan logika Induktif
c)
Sikap Ilmiah
sikap ilmiah di antaranya adalah: jujur,
objektif, terbuka, toleran, skeptis, optimis, pemberani, kreatif dan inovatif,
dapat membedakan antara opini dan fakta, tidak berprasangka dalam mengambil
keputusan, teliti, hati-hati dan saksama dalam bertindak, dan selalu ingin tahu
B.
PENGERTIAN IPA
Ilmu
pengetahuan alam adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis yang
di dasarkan pada penyelidikan dan interpretasi terhadap peristiwa-peristiwa
atau gejala alam melalui metode dan sikap ilmiah.
C.
Perkembangan IPA
Untuk
menjelaskan fenomena alam, maka perlu dilakukan pengamatan atau penelitian yang
terus-menerus. Suatu penelitian tentu diperlukan landasan pengamatan atau teori
yang sudah ada. Landasan atau strata ilmu dapat dibagi atas tiga, yaitu:
1)
Hipotesis
merupakan strata ilmu yang paling rendah, berupa dugaan atau prediksi yang
diambil berdasarkan pengetahuan atau teori yang sudah ada untuk menjawab
penelitian yang sedang dilakukan.
2)
Teori
merupakan strata ilmu yang lebih tinggi dari hipotesis, berupa landasan ilmu
yang telah teruji kebenarannya, namun teori masih mungkin untuk dikoreksi
dengan teori baru yang lebih tepat.
3)
Hukum
dan dalil merupakan strata ilmu yang paling tinggi, berupa teori yang telah
diuji terus-menerus dan diketahui tidak ditemukan adanya kesalahan.
D.
Perkembangan IPA Klasik dan Modern
Penggolongan IPA menjadi “klasik”
dan “modern” sama sekali bukan berkaitan dengan waktu maupun klasifikasi bidang
ilmu. Penggolongan ini lebih mengacu kepada konsepsi, yaitu cara berpikir, cara
memandang, dan cara menganalisis suatu fenomena alam.
IPA klasik yang telaahannya
mengikuti kaidah ilmu tradisional berdasarkan pengalaman, kebiasaan, dan
bersifat makroskopik. Sedangkan IPA modern yang bersifat mikroskopik, muncul
berdasarkan penelitian maupun pengujian dan telah diadakan pembaharuan yang
dikaitkan dengan berbagai disiplin ilmu yang ada.
E.
Ruang Lingkup IPA dan Pengembangannya
1. Klasifikasi
IPA
Ilmu
pengetahuan alam dapat dibagi menjadi tiga bidang utama yaitu:
1)
Ilmu
Sosial dan Budaya; membahas hubungan antarmanusia sebagai makhluk sosial, yang
selanjutnya dibagi atas: psikologi, pendidikan, antropologi, etnologi, sejarah, ekonomi, sosiologi,
2)
Ilmu
Pengetahuan Alam, yang membahas tentang alam semesta dengan semua isinya dan
selanjutnya terbagi atas:fisika, kimia, biologi,
3)
Ilmu
Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Studi tentang bumi sebagai salah
satu anggota tata surya, dan ruang angkasa dengan benda angkasa lainnya.
4)
Geologi,
yang membahas tentang struktur bumi. (yang bahasannya meliputi dari ilmu kimia
dan fisika) contoh dari ilmu ini
petrologi (batu-batuan), vukanologi (gempa bumi), mineralogi
(bahan-bahan mineral)
5)
Astronomi,
membahas benda-benda ruang angkasa dalam alam semesta yang meliputi bintang,
planet, satelit da lain-lainnya. Manfaatnya dapat digunakan dalam navigasi,
kalendar dan waktu
2. Pemfokusan
dan pembentukan multidisiplin ilmu
a. Pemfokusan
Ilmu
Dengan
pengembangan ilmu yang begitu cepatnya, terutama mulai awal abad ke-20
menyebabkan klasifikasi ilmu berkembang kea rah disiplin ilmu yang lebih
spesifik. Sebagai contoh, dalam disiplin fisika telah terjadi pemfokusan
menjadi berbagai subdisiplin fisika, antara lain bunyi dan getaran, magnet,
listrik, optik, mekanika, dan fisika modern.
Selanjutnya,
subdisiplin ilmu tersebut berkembang menjadi spesialisasi tertentu. Sehingga
tidak memungkinkan lagi seseorang dapat menguasai beberapa atau bahkan satu
bidang ilmu tertentu dengan sempurna. Untuk dapat menguasai ilmu dengan baik,
maka seorang ahli akan lebih memfokuskan atau menspesialisasikan dirinya dalam
salah satu fokus disiplin ilmu tertentu.
b. Multidisiplin
dan Interdisiplin Ilmu
Multidisiplin
ilmu merupakan ilmu pengetahuan yang cakupan pembahasannya menggunakan lebih
dari satu kelompok disiplin ilmu, misal kelompok IPA dan IPS. Contoh
multidisiplin ilmu adalah lingkungan, yang dapat mengolaborasikan ilmu IPA dan
IPS.
Sedangkan
Interdisiplin ilmu merupakan ilmu pengetahuan yang cakupan pembahasannya
menggunakan satu kelompok disiplin ilmu saja. Contoh interdisiplin ilmu adalah
ilmu computer yang dikembangkan dari disiplin IPA.
Perkembangan
interdisiplin IPA pun cukup banyak dan berkembang sangat pesat. Sehingga
perkembangan tersebut sangat mempengaruhi pola pandang dan kehidupan sosial
saat ini. Oleh karena itu, suatu ilmu yang dikembangkan berdasarkan
interdisiplin ilmu tetapi karena dampak sosial perlu diperhitungkan, sehingga
pembahasannya berubah menjadi multidisiplin ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar