A.
KONSEPSI
DASAR PENGORGANISASIAN
1.
Pengertian
organisasi
Sondang
P. Siagian (1985) merumuskan organizing
adalah kese-luruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas,
tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi
yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditentukan.
Organizing
berasal dari kata to organize di mana
kata ini berasal pula dari kata organ. Adapun arti kata organ adalah artinya
suatu alat atau media yang digunakan
untuk tindakan penting atau pencapaian tujuan. Jadi to organize mengandung arti menyusun bagian-bagian yang
terpisah-pisah menjadi suatu kesatuan sehingga dapat digunakan untuk
menjalankan tindakan dalam pencapaian tujuan. Dengan demikian organizing
merupakan proses penyusunan bagian-bagian yang terpisah itu menjadi suatu
kesatuan yang harmonis, sehingga dapat digunakan untuk pelaksanaan kerja dalam
mencapaian tujuan yang dikehendaki.
2. Prinsib-prinsib
pengorganisasian
Prinsip
organisasi yang dimaksud adalah sebagi berikut :
a. Organisasi
dan Tujuan
Prinsip ini merupakan terdapatnya hubungan
yang erat antara organisasi dan tujuan.
b. Esensi
Organisasi
Prinsip yang penting adalah tanggung jawab
pengorganisasian maupun tanggung jawab pelaksanaan selalu bersifat individu.
c. Tanggung
Jawab
Prinsip ini berarti bahwa otoritas harus
seimbang dengan tanggung jawab, artinya seseorang yang diberi tanggung jawab
harus juga diberi otoritas untuk melaksanakan sesuatu yang diperlukan guna
memenuhi tanggung jawab mereka.
d. Spesialisasi
untuk efisiensi
Organisasi yang efektif membagi tanggung
jawab dalam bagian sehingga mengadakan spesialisasi dan menambah dalam
masing-masing bagian tersebut.
e. Rentang
pembagian kerja
Rentang kendali adalah tingkat
pengendalian atau tingkat delegasi tanggung jawab. Prinsip ini
menganggap bahwa terdapat batas tertentu terhadap jumlah bawahan yang dapat
dikelola oleh manajer.
selain itu terdapat sejumlah
prinsip yang dipandang bermanfaat dalam mengolah organisasi. Prinsip tersebut
memberikan pedoman untuk menyusun suatu sistem tugas dan otoritas yang saling
berkaitan. Lima prinsip struktual yang dimaksud sebagi berikut :
a. Prinsip
pembagian kerja
b. Prinsip
satu arah
c. Prinsip
sentralisasi
d. Prinsip
otoritas dan tanggung jawab
e. Prinsip
rantai komando
3. Ciri-ciri
pengorganisasian
ada tiga ciri utama pengorganisasian, diantaranya
·
Dapat menjawab pertanyaan sebagaimana yang
dikemukakan oleh R. Kipling yaitu what,where, when, who, dan how.
·
Rational, flexible, kontinu, pragmatis dan
ideal
·
Tidak terlepas dari tools of management (sarana dari manajemen.
Untuk
menjawab pertanyaan what maka dalam
organizing, dilihat kepada apa yang terdapat dalam perencanaan, sehingga antara
pengorganisasian dan perencanaan terdapat keselarasan.
4. Keuntungan-keuntungan
pengorganisasian
ada
empat keuntungan yang dapat diperoleh dari pengorganisasian yang efektif, di
antaranya.
·
Tiap-tiap anggota dalam struktur organisasi
mengetahui sekelompok aktivitas apa yang harus ia lakukan.
·
Hubungan
kerja dalam suatu organisasi dengan jelas dapat ditentukan.
·
Seorang pejabat dapat mengetahui dengan
terang hubungan organisa-toris baik terhadap pihak atasan, pihak bawahan maupun
terhadap pejabat yang sama tingkatannya.
·
penggunaan optimum terhadap tenaga manusia
dan fasilitas yang ada dapat tercapai karena ada perbandingan yang seimbang
dalam organisasi.
B. BERBAGAI
ASPEK PENGORGANISASIAN
1. Proses
pengorganisasian
a. Perumusan
tujuan
Sebagai dasar utama dari penyusunan pengorganisasian,
tujuan harus dirumuskan secara jelas dan lengkap, baik mengenai bidang, ruang
lingkup sasaran, keahlian/keterampilan serta peralatan yang diperlukan dan jika
mungkin jangka waktu pencapaian tujuan maupun cara pencapaiannya menurut cara
yang terbaik.
b. Penetapan tugas pokok
Hal – hal yang perlu
diperhatikan dalam penetapan tugas pokok antara lain adalah:
a. Tugas
pokok harus merupakan bagian dari tujuan dengan perkataan lain pelaksanaan
tugas pokok harus mendekatkan pada tujuan.
b.
Tugas pokok harus dalam batas kemampuan untuk dicapai dalam jangka waktu
tertentu, tugas pokok adalah landasan dalam penyelenggaraan semua kegiatan dalam organisasi.
c. Pengelompokan
kegiatan dalam fungsi-fungsi
Kegiatan-kegiatan
yang erat hubungannya satu sama lain, masing-masing dikelompokkan menjadi satu.
Masing-masing kelompok kegiatan sebagai hasil pengelompokkan ini lazim disebut
“fungsi”. Pengelompokkan kegiatan kedalam fungsi-fungsi dapat dilihat dari dua
sudut tinjauan, yaitu: tinjauan horizontal, dan tinjauan vertical
d. Departemenesasi
Departementasi
adalah proses konversi (converting)
fungsi-fungsi
menjadi
satuan-satuan organisasi dengan berpedoman pada prinsip-prinsip organisasi.
e. Penetapan
otoritas organisasi
Dalam
organisasi apapun setiap pejabat dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya
selalu didasari oleh otoritas organisasi yang melekat pada jabatan yang
dipangkuhnya. dengan lain perkataan setiap posisi baru mempunyai arti setelah
dilekati dengan otoritas organisasi.
f.
Pengadaan tenaga kerja
Pengadaan
tenaga kerja mencakup penempatan orang pada satuan-satuan organisasi yang telah
tercipta dalam proses departemenisasi, meliputi kegiatan:
a) Pencarian tenaga yang diperlukan oleh organisasi,
b) Seleksi tenaga-tenaga yang melamar untuk mendapatkan
tenaga yang terbaik
c) Penempatan tenaga yang diterima
d) Pengaturan balas jasa, seperti gaji, jaminan sosial, dan
sebagainya
e) Pengembangan tenaga melalui kegiatan-kegiatan pendidikan
dan latihan,
f) Pengaturan pemensiunan
g.
Fasilitating
Proses
terakhir dalam penyususnan organisasi adalah pemberian kelengkapan berupa
peralatan. Fasilitas yang harus
diberikan dapat ber-wujud materil dan/atau keuangan.
2. Departemenisasi
Departementasi adalah proses konversi (converting) fungsi-fungsi menjadi
satuan-satuan organisasi dengan berpedoman pada prinsip-prinsip organisasi.
Departementasi meliputi
dua macam proses, yaitu:
departementasi horizontal dan departementasi vertikal
Dalam proses
departementasi horizontal harus diperhatikan prinsip-prinsip organisasi.
a. Setiap
organisasi sebaiknya dibebani tidak lebih dari satu fungsi pokok.
b. Setiap
fungsi hanya terdiri dari kegiatan-kegiatan yang homogenya.
Dalam proses departementasi vertical harus diperhatikan
prinsip-prinsip:
a. Setiap
organisasi memerlukan pengkoordinasian
b. Setiap
organisasi memerlukan adanya hierarki
3. Otoritas
Otoritas dapat bersumber dari beberapa segi, diantaranya.
·
Ketentuan perundangan dan /atau
·
Posisi dalam konstelasi organisatoris yang
telah ditetapkan sebelumnya dan/atau
·
Pelimpahan
otoritas dan/atau
·
perintah
yang dating dari pejabat yang lebih tinggi (atasan)
4. staffing
staffing adalah penarikan dan penempatan
pegawai pada satuan-satuan organisasi yang telah tercipta dalam proses
departemenisasi.
staf terdiri atas.
a. Staf
sebagai satuan unit organisasi
· Konsep staf, mulai berkembang pada oganisasi militer dalam
abad ke-19 yaitu ketika tentara Persia mengadakan reorganisasi staf umum
setelah tentara Persia mendapat pukulan dari Napoleon di Jerman pada tahun 1806
Organisasi militer mengenal penggunaan beraneka ragam
staf seperti:
-
Aide de Camp (atau juga disebut personnal staff),
-
Special staff officer dan
-
General
staff officer
· Fungsi dan tanggung jawab pejabat staf. Seorang pejabat manajer yang mempunyai
wewenang dan tanggug jawab kini akan memper-hatikan apakah suatu pekerjaan itu
dapat diselesaikan, namun demikian dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut dia
mendapat bantuan dalam bentuk rencana, nasehat, saran dari pejabat staf.
· Peranan
yang dapat dimainkan oleh Staf. Sudah
dikatakan bahwa staf adalah pembantu manajer agar tugas-tugas manajer dapat
terlaksana dengan lancar atau bertindak selaku ‘sambungan’ (extension) dari kepriba-dian manajer
yang bersangkutan.
· Kualifikasi Staf. Mengingat staf
merupakan pembantu manajer, maka staf sebaiknya harus memenuhi berbagai
persyaratan tertentu sesuai dengan fungsinya.
b. Pengstafan sebagai fungsi manajemen.
Sudah disebutkan bahwa pengstafan (staffing) adalah kegiatan untuk memperoleh tenaga/pegawai dalam
rangka mengisi lowongan yang kosong atau terpaksa kosong (dikosongkan).H.
Siagian (opcit) mengemukakan fungsi pengstafan adalah tugas manajer, mengisi
lowongan yang tersedia dan
menjaganya supaya senantiasa
diisi oleh orang-orang
yang tepat.
c. Pelatihan
dan Pengembangan Pegawai
Istilah pelatihan sering
disamakan dengan istilah pengembangan. Pengembangan (development) menunjuk kepada kesempatan-kesempatan belajar
(learning opportunities) yang didesain guna membantu pengem-bangan para
pekerja. Pengembangan mempunyai skope yang lebih luas dibandingkan dengan
pelatihan. Pengembangan mencakup pendidikan dan pelatihan, Kenaikan pangkat dan
jabatan, juga promosi dan perpindahan.
d. Pemberhentian
Pegawai
Pemberhentian pegawai atau yang lebih dikenal dengan
sebutan
pemutusan hubungan
kerja (PHK) yang dapat diartikan pemutusan hubungan kerja antara pihak
instansi/perusahaan (organisasi) dengan karyawannya kartena sesuatu sebab
tertentu. Alasan pemutusan hubungan kerja pada pokoknya dapat digolongkan ke
dalam tiga sebab utama, yaitu:
·
karena
keinginan instansi/perusahaan (organisasi)
·
karena
keinginan pegawai, dan
·
karena
sebab-sebab lain
Pemberhentian
karena keinginan organisasi melakukan
pemutusan hubungan kerja dengan karyawannya, dapat ddigolongkan ke dalam 8
sebab, yaitu:
·
tidak cakap
dalam masa percobaan
·
alasan-alasan
mendesak
·
karyawan
sering mengkir/tidak cakap
·
ditahan
oleh alat negara
·
dihukum
oleh hakim
·
karyawan
sakit
·
karyawan
berusia lanjut, dan
·
penutupan
bdan usaha atau pengurangan tenaga kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar