Rabu, 05 September 2012

letak Ilmu Administrasi pada Ilmu Umum


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Administrasi adalah kerjasama antara dua orang atau lebih. Dari pengertian tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa ilmu administrasi tumbuh dan berkembang oleh sungbangsi ilmu sosial karena itu maka dapat dikatakan bahwa administrasi sangat terkait dengan ilmu-ilmu sosial.
Terlepas dari hal itu, administrasi sebagai suatu ilmu mendapat sumbangsi pemikiran dari beberapa ahli di antaranya Charles Cabbage, Robert Owen, Federick Wilson Taylor, Henry Taylor, Henry Laurance Gantt, dan Elton Mayo. Maka dari itu makalah ini berisi tentang hubungan adminiatrasi dengan ilmu-ilmu sosial dan sumbangsi-sumbangsi pemikiran dari beberapa ahli. Makalh ini juga sebagai penyempurna makalah-makalah berikutnya.

B.  Rumusan Masalah
Menjelaskan kedudukan ilmu administrasi dalam ilmu sosial dan menjelaskan sumbangsi-sumbangsi pemikiran beberapa tokoh administrasi serta menjelaskan relevansi administrasi dan pembangunan.

C.  Tujuan Penulisan
Mengetahui kedudukan ilmu administrasi dalam ilmu sosial dan mengetahui hasil-hasil pemikiran tokoh-tokoh administrasi serta mengetahui relevansi antara administrasi dan pembangunan nasional.
BAB II
PEMBAHASAN

Letak Ilmu Administrasi Dalam Ilmu-Ilmu Pengetahuan Pada Umumnya
A.   Ilmu Administrasi sebagai Cabang Ilmu Sosial
Ilmu administrasi merupakan phenomena masyarakat modern dengan objek materialnya adalah manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yang mengandung banyak sifat ilmu social dalam metode studinya, sehingga ilmu administrasi tergolong sebagai salah satu cabang ilmu sosial, seperti halnya dengan ilmu politik, ilmu hokum, ilmu ekonomi, ilmu sosiologi, ilmu sejarah, ilmu jiwa social, dan sebagainya.
Atmosudirdjo (1962:28) mengemukakan bahwa, ilmu pengetahuan dibagi kedalam ilmu pengetahuan teoretik (pure sciences) dan ilmu pengetahuan praktika (applied science), dan ilmu administrasi tergolong dalam ilmu-ilmu pengetahuan praktika. Ilmu pengetahuan praktika dibagi lagi menurut sistematika Djojodigoeno dal;am golongan ilmu-ilmu pengetahuan normatika dan ilmu-ilmu pengetahuan teleologis. Normatif ialah aspek-aspek mengenai factor manusia, hubungan antar manusia, jiwa, moril,disiplin, dan sebagainya. Teleologis atau teknis ialah aspek administrasi dari sarana yang bukan manusia, misalnya: penganggran belanja, administrasi keuangan, kearsipan, pengembangan metode kerja, klasifikasi jabatan dan sebagainya.
Siagian (1985:21) mengemukakan bahwa dari garis perkembangan ilmu pengetahuan itu sejak zaman Yunani Kuno hingga sekarang semuanya disebut filsafat . Dari Filsafat itu sehingga timbul tiga cabang yaitu:
1.    Ilmu-ilmu eksakta, seperti ilmu Kimia, Matematika, Fisika, dan lain sebagainya.
2.    Ilmu-ilmu Sosial, seperti: Ilmu Hukum, Ekonomi, Ilmu Politik, dan sebagainya.
3.    Humaniora seperti: music, seni tari, seni rupa, sastra, dan lain-lain.
Ilmu administrasi terlgolong ke dalam ilmu-ilmu sosial/ilmu terapan manfaatnya hanya ada apabila prinsip-prinsip, rumus-rumus, dan dalil-dalilnya diterapkan untuk meningkatkan perikehidupan manusia.

B.   Hubungan Ilmu Administrasi dengan Ilmu-Ilmu Sosial lainnya
Siagian (1985:25-27) mengemukakan ilmu-ilmu sosial yang mempunyai hubungan erat dengan ilmu administrasi ialah:
1.    Ilmu Hukum yaitu suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari norma-norma dan kaidah-kaidah yang hidup di dalam masyarakat. Kelangsungan hidup yang teratur serta perkembangan yang dinamis dari administrasi hanya dapat dijamin apabila ia “taat” pada hokum tertulis atau tidak tertulis yang berlaku.
2.    Ilmu Ekonomi, suatu ilmu yang mempelajari kebutuhan manusia yang selalu tidak terbatas dengan alat-alat pemuasan yang selalu terbatas.Administrasi bergerak atas prinsip yang sama karena tujuan organisasi pada hakekatnya tidak terbatas sedangkan sumber-sumber yang tersedia, selalu terbatas.
3.    Ilmu Politik, yaitu suatu ilmu yang mempelajari percaturan kekuatan dan kekuasaan dalam masyarakat. Pada dasarnya administrasi adalah “policy execution”. Dengan demikian administrasi harus meletakkan dirinya kapada politik karena yang satu merupakan kontinuasi dari yang lain.
4.    Sejarah, yang menyelidiki keseluruhan dari tindakan-tindakan manusia di masa-masa yang lalu.
5.    Sosiologi, yakni ilmu yang mempelajari tata kemasyarakatan yang sangat erat hubungannya dengan kegiatan administrasi karena administrasi “berdarma bakti” kepada masyarakat, baik masyarakat kecil dalam lingkungan suatu organisasi, maupun masyarakat sebagai keseluruhan.
6.    Antropologi, yang sebagaimana diketahui mempelajari tindak-tanduk individu dalam masyarakat.
7.    Etnologi, yaitu ilmu yang mempelajari sifat, kebudayaan, dan adat-istiadat sesuatu bangsa.
8.    Ilmu Jiwa (psikologi), yaitu ilmu yang mempelajari gejala kejiwaan atau prilaku seseorang. Seseorang hanya dapat digerakkan dengan baik apabila administrator dan/atau manajer ialah mengambil keputusan. Untuk memenuhi syarat-syarat keputusan yang demikian, seseorang administrator dan/atau manajer perlu memiliki data dan informasi yang lengkap, up to date, dapat dipercayai dan tersusun dengan sistematis. Pengumpulan, pengolah, dan penyimpanan data dan informasi yang demikian itu hanya dapat dilakukan melalui statistic.  



C.   Tokoh Ilmu Administrasi
1.    Charles Babbage (Tahun 1792-1871)
Charles Babbage berkebangsaan Inggris yang bekerja sebagai manajer pada Cambrige Universsity di Inggris pada tahun 1828-1839. Ia adalah pelopor lahirnya administrasi dan manajemen sebagai ilmu pengetahuan. Salah satu bukunya yang terkenal adalah “On The Economy Machinary and Manufactures”. Pendapat-pendapatnya yang terkenal ialah:
a.    Pentingnya efisiensi kerja pada pegawai.
b.    Perlunya menentukan jumlah biaya yang pasti untuk setiap proses produksi.
c.    Perlu adanya penelaahan penggunaan waktu dalam setiap proses produksi.
d.    Agar dilaksanakan pertukaran pengalaman  di antara para pegawai atau manajer  di dalam menerapkan prinsip-prinsip manajemen  dan pengembangan organisasi.
e.    Perlu adanya pembagian kerja yang baik antara manjer dan para pekerja (pelaksana).
2.    Robert Owen (Tahun 1841-1925)
Robert Owen berkebangsaan Inggris, dilahirkan di Newtown, Montgomeryshire, Wales. Seorang karyawan pabrik tekstil Manchester. Ia berpendapat bahwa bila dilakukan prawatan terhadap mesin-mesin dengan baik, maka akan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Demikian juga tenaga kerja jika diberikan perawatan yang teratur serta diperhatikan kesejahteraan mereka oleh manajer, maka para pekerja akan bekerja dengan baik.
Tindakan-tindakan Owen dalam hal ini adalah:
a.    Memperbaiki kondisi kerja.
b.    Menaikkan syarat umum bagi pekerja anak-anak.
c.    Mengurangi jam kerja yang panjang.
d.    Menyediakan makan pagi pekerja.
e.    Menyediakan took yang menjual keperluan pekerja.
f.     Memperbaiki lingkungan tempat tinggal para pekerja.
Karena jasanya dia dijuluki sebagai “the father of modern personnel management” (Bapak Manajemen Kepegawaian Modern.
3.    Frederick Winslow Taylor (1826-1915)
Frederick Winslow Taylor dilahirrkan di Gemartown, Amerika Serikat. Ia adalah seorang sarjana pertambangan yang bekerja pada Medical Steel Company of Philadelpia. Kemudian ia melakukan penyelidikan yang terkenal dengan “Time and Motion Study” yang bertujuan untuk mempelajari penggunaan waktu oleh kaum buruh serta gerak-geriknya dalam melaksanakan pekerjaan. Karena jasa-jasanya sehingga dia dijuluki “Bapak Manajemen Ilmiah”.
Beberapa gagasan atau pendapatnya yang terkenal ialah:
a.    Kerugian besar akan dialami oleh sebuah organisasi/perusahaan apabila tidak ada efisiensi dalam kegiatan kerja sehari-hari.
b.    Manajemen yang baik adalah yang menggunakan ilmu pengetahuan dengan prinsip, rumus, dan dalil yang telah teruji kebenarannya, dan bukan dengan system coba-coba.
c.    Prinsip dasar manajemen pada hakikatnya dapat digunakan dalam berbagai kegiatan sehari-hari.
d.    Tugas-tugas seorang manajer yang baik adalah:
1)    Memberikan layanan bagi orang lain dan bawahannya.
2)    Selalu berusaha menciptakan metode-metode baru untuk menggantikan metode-metode yang lama.
3)    Selalu berusaha mengadakan latihan-latihan agar di peroleh kerja yang baik dan bermutu.
4)    Selalu menciptakan suasana yang baik di antara para pegawai.
4.    Henry Fayol (Tahun 1841-1925)
Henry Fayol dilahirkan di Istambul, ia adalah seorang (Ir) pertambangan. Bekerja dan akhirnya memimpin perusahaan pertambangan baja “Societe de Comnentry Fourchambault”. Ia melakukan penyelidikan-penyelidikan dengan perhatian utama pada tingkat atas, yaitu manajer. Karena jasa-jasanya maka beliau diberi julukan “Bapak Ilmu Administrasi.
Beberapa kaidah-kaidah manajemen menurut Fayol adalah:
a.    Perlunya pembagian kerja.
b.    Perlunya pendelegasian wewenang.
c.    Perlu ada disiplin.
d.    Perlu ada kesatuan perintah.
e.    Perlu ada kesatuan pengarahan.
f.     Kepentingan umum harus selalu didahulukan dari kepentingan pribadi.
g.    Balas jasa yang adil.
h.    Perlu ada keseimbangan antara sentralisasi dan desentralisasi.
i.      Perlu ditentukan garis wewenang dan perintah yang jelas (garis scalar yang jelas).
j.      Penyediaan bahan tepat waktu.
k.    Harus ada kesamaan perlakuan dalam organisasi.
l.      Perlu ada kestabilan tenaga kerja/staf.
m.   Tenaga kerja harus berinisiatif.
n.    Setiap anggota organisasi harus memiliki semangat korps (expirit de corps).
Fayol juga merumuskan persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang manajer, yaitu:
a.    Fisik yang kuat.
b.    Mental yang kuat.
c.    Moral yang baik.
d.    Pendidikan yang baik.
e.    Pengetahuan teknik yang baik.
f.     Berpengalaman.
Selain itu, Fayol membedakan adanya enam kegiatan dalam perusahaan industri, yaitu:
a.    Kegiatan produksi.
b.    Kegiatan komersial.
c.    Kegiatan financial.
d.    Kegiatan keselamatan.
e.    Kegiatan akuntansi.
f.     Kegiatan manajerial.
5.    Henry Laurence Gantt (1861-1919)
Henry L Gantt adalah seorang insinyur tata laksana berbangsa Amerika Serikat. Ia terkenal dalam bidang ilmu manajerial karena karyanya dalam lapangan pengukuran dan pengadilan (controll).
Suatu bagan yang diciptakan dan menjadikannya ia terkenal adalah bagan model gantt (gantt chart). Pada bagan gantt ini dibuat secara matriks yaitu pada sumbu horizontal ditempatkan ukuran waktu, jadwal kerja, dan pekarjaan yang harus diselesaikan, sedangkan pada sumbu vertical penentuan orang dan mesin-mesin yang harus menyelesaikan pekerjaan tadi.
Berkat ciptaan Henry L. Gentt ini, maka bagian kepegawaian (personal departeman) mendapat tempat yang setingkat dengan bagian-bagian lain dalam suatu badan usaha atau perusahaan, seperti bagian produksi.
Pada penghujung tahun 1950-an konsep Gentt Chart  ini diterapkan oleh Angkatan Laut Amerika dalam proyek peluru kendali polaris. Karena itu, Harrington Emerson yang menyusun prinsip-prinsip atau kaidah-kaidah efisiensi mengakibatkan ia terkenal dengan sebutan “the Hing Priest of Efficiency”.
Kaidah-kaidah efisiensi menurut Emerson:
a.    Tujuan harus dirumuskan dengan jelas.
b.    Kegiatan yang dilaksanakan harus logis.
c.    Staf harus cakap.
d.    Disiplin.
e.    Pemberian balas jasa yang adil.
f.     Laporan-laporan harus akurat.
g.    Pemberian perintah yang terencana dan sistematis.
h.    Ada standar dan jadual kerja.
i.      Ada standar tentang kondisi.
j.      Ada standar tentang operasi/pelaksanaan.
k.    Intruksi tertulis yang sesudah standar.
l.      Pemberian inseentif.

6.    Elton Mayo (1880-1949)
Elton Mayo seorang ahli manajemen yang diberi julukan sebagai “the father of art management” (Bapak Manajemen Seni). Elton mayo sangat dikenal dengan penelitiannya yang dinamakan “Hawthorne Study”. Dari hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa ada pengaruh besar lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja.
Pendapatnya yang lain adalah bahwa organisasi informal, kondisi sosial karyawan, kebutuhan karyawan juga merupakan faktor yang mempengaruhi produktivitas karyawan.

D.   Administrasi dan Relevansinya dalam Pembangunan Nasional
1.    Pengertian Administrasi Pembangunan
Istilah “pembangunan” adalah sesuatu yang cukup luas dan eufemisme untuk perubahan, modernisasi, atau pertumbuhan.  Widjaja (1987:74) mengatakan bahwa “pembangunan adalah usaha yang dilakukan manusia secara sadar untuk mengubah keadaan daru yang kurang atau tidak baik manjadi baik”
Menurut Siagian (1981:2) “Pembangunan sebagai suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan secra sadar oleh suatu bangsa, Negara, dan pemerintah menuju modernisasi dalam rangka  pembionaan bangsa (nation building)
Dapat disimpulkan bahwa hakikatnya pembangunan adalah suatu upaya untuk mancapai tingkat kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Apabila pengertian pembangunan tersebut dianalisis, maka ditemukan adanya beberapa ide pokok yang sangat penting diperhatikan dalam pembicaraan pambangunan nasional.
a.    Bahwa pembangunan merupakan suatu proses, yaitu rangkaian kegiatan usaha yang terus-menerus di laksanakan tanpa akhir, tetapi dapat dibagi secara bertahap dan berdiri sendiri (independent phase of a process). Penahapan itu dapat dibuat berdasarkan jangka waktu, biaya atau hasil.
b.    Bahwa pembangunan merupakan usaha yang secara sadar dilaksanakan dan penuh tanggung jawab tidak secara mendadak.
c.    Bahwa pembangunan dilakukan secara berencana dan perencanaan itu berorientasi kepada pertumbuhan dan perubahan kapasitas yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup masa depan.
d.    Bahwa pembangunan mengarah kepada modernitas. Modernitas juga tidak berarti pembaratan (westernisasi,baik eropanisasi atau amerikanisasi) atau penimuran (easternisasi). Proses modernitas dapat dilaksanakan dengan mencampurkan corak endogen (dari dalam) dan eksogen (dari luar) dengan menitik beratkan pada kurang ketergantungan.
e.    Bahwa modernitas yang dicapai melalui pembangunan itu bersifat multidimensional. Artinya bahwa modernitas itu mencakup seluruh aspek kehidupan bangsa dan negara, terutama aspek politik, ekonomi, sosial, budaya pertahanan dan keamanan nasional, dan administrasi.
f.     Bahwa semua hal yang telah disebutkan dari pertama samp[pai dengan kelima ditunjukan kepada usaha membina bangsa (nation building) yang terus menerus harus dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan bangsa, dan negara yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam kaitannya dengan pengertian administrasi, maka hakikat administrasi pembangunan adalah keseluruhan proses kegiatan yang terencana untuk merealisasikan pertumbuhan yang mengarah pada modernisasi yang bersifat multi-dimensional dalam rangka pembinaan bangsa.
Administrasi pembangunan tidak sama dengan pembangunan administrasi. Pembangunan administrasi adalah penyempurnaan administrasi sehingga proses administrasi itu berjalan lancer. Sedangkan administrasi pembangunan adalah seluruh usaha dan daya upaya manusia yang secara koodinatif mengatur dan melaksanakan pembangunan itu dengan baik sesuai dengan rencana.
Tjokroamidjojo (1995:11) mengatakan administrasi pembangunan adalah pembangunan/penyempurnaan administrasi negara dan penyempurnaan administrasi bagi penyelenggara proses pembangunan. Jadi pembangunan administrasi untuk administrasi pembangunan mencangkup pembangunan administrasi. 
2.    Prinsip Administrasi adalah Prinsip Pembangunan
Widjaja (1987:17) mengemukakan bahwa untuk mencapai keadilan dan kemakmuran itu factor stabilitas politik, stabilitas ekonomi memegang peranan yang sangat penting. Di samping itu peranan dari stabilitas ekonomi dan lebih jelas lagi terlihat apabila diperhatikan bahwa stabilitas ekonomi merupakan prasyarat untuk lepas landas pembangunan.
Selanjutnya widjaja (1987:17) mengemukakan setelah adanya lepas lendas, ada beberapa tahap yang masih harus dilalui sebelul keadilan dan kemakmuran itu dicapai, antara lain:
a.    Pada fase stabilitas ekonomi seharusnya dapat dicapai beberapa hal seperti:
1)    Penekanan inflasi.
2)    Harga yang relative stabil.
3)    Persentase penganguran relative rendah.
b.    Economic development, diman terlihat beberapa hal seperti pendapatan per kapita per tahun atau meningkat.
c.    Sebagai kelanjutan economic development timbullah mekanisasi alat-alat produksi yang hanya mungkin bila import ditujukan terutama pada barang-barang konsumsi (consumsion goods).
3.    Peranan Administrasi Pembangunan
Tujuan pembangunan nasional, yaitu mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur . Untuk mewujudkan ideology dan demokrasi yang mantap,  dilakukan pembangunan politik. Untuk menjaga keamanan dan ketahanan nasional, dilakukan pembangunan pertahanan keamanan dan sebagainya.
Dalam kaitannya dengan pelaksanaan pembangunan nasional itu, dibutuhkan agen of changes.  Pemerintah sebagai agen pembangunan melakukan kegiatan administratif sesuai struktur pemerintahan dalam menyelenggarakan pembangunan. Ketidak mampuan administratif adalah suatu bentuk rintangan yang pada umumnya dihadapi dalam pembangunan di negara-negara yang taraf hidupnya masih rendah.
Waterston (dalam Saul M.Katz, 1985:8) mengatakan didalam suatu studi yang cermat tentang pengalaman-pengalaman dalam hal perencanaan pembangunan di berbagai Negara, menyimpulkan bahwa keterbatasan yang nyata di dalam melaksanakan pembangunan bukanlah semata-mata karena kekurangan dana (uang), melainkan karena ketidakmampuan administrative.
4.    Fungsi Administrasi Pembangunan
Mountgomery dan Esman (dalam Tjokroamidjojo, 1995:12) mengemukakan bahwa fungsi administrasi pembangunan ada dua yaitu:
a.    Pembangunan administrasi negara.
Tentu saja hal ini di fungsikan agar lebih dapat mendukung tugas-tugas pembangunan pemerintah. Ini meliputi hal-hal antara lain:
1)    Kepemimpinan administratif. Kepemimpinan inovatif dan adminis-trator pembangunan.
2)    Pendayagunaan kelembagaan (organisasi-organisasi pemerintah untuk melaksanakan pembamgunan).
3)    Pendayagunaan kepegawaian (pengadaan, pembinaan, pendidikan, dan latihan).
4)    Pendayagunaan ketatalaksanaan (kalau dikaitkan dengan organisasi disebut masalah organisasi dan tata laksana termasuk prosedur dan tata kerja). Misalnya tata laksana keuangan Negara. Tata laksana peralatan dan perlengkapan pemerintah.
b.    Penyempurnaan administrasi bagi penyelenggaraan proses pembangunan.
Ini juga disebut sebagai administrasi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan atau ketatalaksanaan pembangunan, yang meliputi hal-hal berikut:
1)    Administrasi perencanaan dan pemrograman pembangunan (Misalnya kemampuan dan mekanisme analisis dan pembentukan kebijaksanaan pembangunan. Sistem perencanaan dan penganggaran).
2)    Administrasi mobilisasi dana pembangunan, baik dari dalam maupun dari luar negri yaitu system dan administrasi perpajakan.
3)    Administrasi pembiayaan pembangunan (penyaluran biaya untuk berbagai macam kegiatan pembangunan yang berbeda-beda sifatnya).
4)    Administrasi/manajemen program dan proyek pembangunan. Termasuk berbagai cara koordinasinya.
5)    Administrasi/system pengendalian dan pengawasan (pengawasan atasan langsung atau pengendalian manajemen dan pengawasan fungsional).
5.    Berbagai Strategi Pembangunan Nasional
Upaya pembangunan dengan berbagai strategi pembangunan nasional, yaitu sebagai berikut:
a.    Pembangunan berjalann terus dengan berencana, bertahap, dan berkesinambungan secara jangka pendek 1 tahun (POT), jangka menengah 5 tahun (PELITA), dan jangka panjang 25-30 tahun (PJP) – dipahami dari pelaksanaan GBHN Republik Indonesia yang diperaktekkan pada zaman Orde Baru.
b.    Pembangunan manusiany, yaitu semangt dan tekad seluruh bangsa Indonesia mulai dari pemimpin, penyelenggara Negara dan rakyat (masyarakat) – Schumacher; (Tjokroamidjojo; Mustopadidjaja A.R (1982:47) mengemukakan bahwa pembangunan tidak mulai dari barang-barang, tetapi mulai dari manusia dengan pendidikan, organisasi dan disiplinnya. Setiap negara yang mempunyai tingkat pendidikan , organisasi, dan disiplin yang tinggi, pasti mengalami keajaiban ekonomi..
c.    Pembangunan nasional yang multi dimensional, yaitu: pembangunan politik, ekonomi, sisial budaya, dan agama, pertahanan keamanan dibingkai dengan Triologi Pembangunan yaitu pertumbuhan, stabilitas dan pemerataan (urutan sesuai kondisi), dipahami dari buku S.P.Siagian yang berjudul “Administrasi Pembangunan” dan GBHN Republik ndonesia.
d.    Pembangunan adminbistrasi, dipahami dari buku Saul M.Katz, yang berjudul “Modernisasi Administrasi untuk Pembangunan Nasional: Suatu Arahan Praktis





BAB III
KESIMPULAN

                  Ilmu administrasi merupakan salah satu cabang ilmu yang terbaru dari ilmu-ilmu Sosial. Secara khusus dapat pula dikatakan bahwa ilmu administarsi itu termasuk kelompok ilmu pengetahuan praktika (applied science) dari ilmu-ilmu sosial, atau disebut juga dengan ilmu pengetahuan terapan.
                  Sebagai salah satu cabang ilmu sosial, maka administrasi tumbuh dan berkembang atas konstribusi dari berbagai konsep, prinsip dan analisis dari berbagai disiplin ilmu sosial.
                  Administrasi sebagai suatu ilmu, banyak banyak tokoh yang memberikan sumbangannya, di antaranya: Charles Babbage yang termasuk sebagai perintis lahirnya ilmu administrasi, Robert Owen digelar sebagai Bapak Administrasi Kepegawaian Modern, F.W. Taylor dijuluki sebagai Bapak Manajemen Ilmiah, Henry Fayol sebagai Bapak Ilmu Administrasi, Henry Laurence Gantt yang memperkenalkan bagan chart gantt, dan Elton Mayo sebagai Bapak Manjemen Seni.
                  Administrasi pembangunan tidak sama dengan pembangunan administrasi. Pembangunan administrasi adalah penyempurnaan administrasi sehingga proses administrasi itu berjalan lancer, sedangkan administrasi pembangunan adalah suatu usaha dan daya upaya manusiasecara koordinatif mengatur dan melaksanakan pembangunan itui dengan baik sesuai dengan rencana.
                  Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai dengan pembangunan, dan pelaksanaan pembangunan yang diharapkan adalah pembangunan yang terhindar dari kebocoran dan pemborosan atau dengan kata lain pelaksanaan pembangunan yang efisien. Oleh karena itu, pelaksanaan pembangunan adalah implementasi administrasi untuk tercapainya tujuan pembangunan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar